loading...
Cacing Sutra |
Cacing sutera banyak dibudidayakan karena memiliki manfaat antara lain sebagai bahan baku obat dan kosmetik, bahan baku pakan ternak ayam, bebek dan ikan. Namun peternak cacing sutera lebih mengarah pada pakan ternak dan ikan.Pada penerapan budidaya cacing sutera sederhana atau konvensional media pertumbuhan yang digunakan adalah media lumpur dengan air yang jernih. Tempat yang dihunakan sangat sederhana dari yang menggunakan nampan, ember, terpal plastik sampai teknik modern, namun pada intinya adalah bagaimana cacing sutera ini tumbuh dan berkembang biak dengan baik agar kita lekas panen dan kita jual.Biologi dan Morfologi Cacing Sutra (Tubifex sp)
Cacing
sutra atau cacing rambut termasuk kedalam kelompok cacing–cacingan
(Tubifex sp). Dalam ilmu taksonomi hewan, cacing sutra digolongkan
kedalam kelompok Nematoda. Embel–embel sutra diberikan karena cacing ini
memiliki tubuh yang lunak dan sangat lembut seperti halnya sutra.
Sementara itu julukan cacing rambut diberikan lantaran bentuk tubuhnya
yang panjang dan sangat halus tak bedanya seperti rambut.
Cacing sutra (Tubifex sp) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Famili : Tubificidae
Genus : Tubifex
Spesies : Tubifex sp
Cacing sutra (Tubifex sp) tidak mempunyai insang
dan bentuk tubuh yang kecil dan tipis. Karena bentuk tubuhnya kecil dan
tipis, pertukaran oksigen dan karbondioksida sering terjadi pada
permukaan tubuhnya yang banyak mengandung pembuluh darah. Kebanyakan
Tubifex membuat tabung pada lumpur di dasar perairan, di mana bagian
akhir posterior tubuhnya menonjol keluar dari tabung bergerak
bolak-balik sambil melambai-lambai secara aktif di dalam air, sehingga
terjadi sirkulasi air dan cacing akan memperoleh oksigen melalui
permukaan tubuhnya. Getaran pada bagian posterior tubuh dari Tubifex
dapat membantu fungsi pernafasan
Syarat Hidup Cacing Sutra
Cacing ini memiliki bentuk dan ukuran yang kecil serta
ramping dengan panjangnya 1-2 cm, sepintas tampak seperti koloni merah yang
melambai-lambai karena warna tubuhnya kemerah-merahan, sehingga sering juga
disebut dengan cacing rambut. Cacing sutera hidup diperairan tawar yang jernih
dan sedikit mengalir. Dasar perairan yang disukai adalah berlumpur dan
mengandung bahan organik. Makanan utamanya adalah bagian-bagian organik yang
telah terurai dan mengendap di dasar perairan tersebut (Djarijah 1996).
Berkembangbiak dengan bertelur, proses peneluran terjadi
di dalam kokon yaitu suatu segmen yang berbentuk bulat telur yang terdiri dari
kelenjaar epidermis dari salah satu segmen tubuhnya. Setelah beberapa hari
embrio dari cacing ini akan keluar dari kokon. Cacing sutera ini mulai
berkembangbiak setelah 7-11 hari
Cara mudah budidaya cacing sutra
Induk yang dapat menghasilkan kokon dan mengeluarkan
telur yang menetas menjadi tubifex mempunyai usia sekitar 40-45 hari. Waktu
yang dibutuhkan untuk proses perkembangbiakan telur di dalam kokon sampai
menetas menjadi embrio tubifex membutuhkan waktu sekitar 10-12 hari.
Manfaat Cacing sutra
Manfaat Cacing sutra
Cacing rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami
yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada
saat fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki
kandungan nutrisi yang baik dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk
pertumbuhan ikan.
Ternak cacing sutera tanpa lumpur
Inti yang menjadi pembeda ternak cacing sutera tanpa lumpur adalah media dan tempatnya. Ketika media konvensional menggunakan lumpur tanpa air mengelir, namun pada terknik ini di lengkapi saluran pembuangan dan pemasukan air, agar air akan tetap diganti tiap harinya. Sehingga sesuai dengan habitat cacing sutera yang menyukai perairan jernih. Tinggal bagaimana kita memberi pakan yang tidak mengapung. Dengan media dan tempat pertumbuhan yang demikian, usaha betrrnak cacing sutera bisa dilakukan dengan mudah dan tidak mengeluarkan modal yang besar.
Usaha cacing sutera cocok dijalankan bagi anda yang memiliki lahan kosong dirumah dan dijadikan sebgai usaha sampingan yang menguntungkan.Selain media yang digunakan gratis, pakan cacing juga gratis, karena cukup menggunakan limbah organik cacing bisa tilumbuh dengan baik. Tentu usaha ini murah meriah dengan operasional hampir nol persen.
Mengenai peluang kenapa bisa berpotensi menjadi bisnis untuk pakan ternak unggas dan ikan adalah cacing memliki protein yang tinggi, sangat baik untuk pertumbuhan ikan dan ayam agar cepat besar. Di dalam tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias. (Kumparan.com)
Ternak cacing sutera tanpa lumpur
Inti yang menjadi pembeda ternak cacing sutera tanpa lumpur adalah media dan tempatnya. Ketika media konvensional menggunakan lumpur tanpa air mengelir, namun pada terknik ini di lengkapi saluran pembuangan dan pemasukan air, agar air akan tetap diganti tiap harinya. Sehingga sesuai dengan habitat cacing sutera yang menyukai perairan jernih. Tinggal bagaimana kita memberi pakan yang tidak mengapung. Dengan media dan tempat pertumbuhan yang demikian, usaha betrrnak cacing sutera bisa dilakukan dengan mudah dan tidak mengeluarkan modal yang besar.
Usaha cacing sutera cocok dijalankan bagi anda yang memiliki lahan kosong dirumah dan dijadikan sebgai usaha sampingan yang menguntungkan.Selain media yang digunakan gratis, pakan cacing juga gratis, karena cukup menggunakan limbah organik cacing bisa tilumbuh dengan baik. Tentu usaha ini murah meriah dengan operasional hampir nol persen.
Mengenai peluang kenapa bisa berpotensi menjadi bisnis untuk pakan ternak unggas dan ikan adalah cacing memliki protein yang tinggi, sangat baik untuk pertumbuhan ikan dan ayam agar cepat besar. Di dalam tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias. (Kumparan.com)
BUDIDAYA CACING
SUTRA (Tubifex sp) DENGAN MEDIA NAMPAN
Salah satu diantara banyak pakan alami adalah cacing
sutra atau juga dikenal dengan cacing rambut. Cacing sutra ini menjadi favorit bagi
semua benih ikan yang sudah bisa memakan pakan alami. Selain itu juga bisa
bertahan lama hidup di air dan nilai gizi yang ada pada cacing ini cukup baik
untuk pertumbuhan ikan. Pengembangan pakan alami cacing sutra masih tergolong
tradisional.
Budidaya Dengan Tray/Nampan Plastik
Budidaya cacing sutra dengan Tray/Nampan terhitung baru
dilakukan. Sistem budidaya dengan menggunakan nampan ini baru ditemukan
beberapa waktu yang lalu oleh pembudidaya cacing sutra, Bapak Agus Tiyoso.
Budidaya
Cacing Sutra Dengan Media Nampan
Sistem ini pada dasarnya mengolah dan menggunakan kembali
air yang sudah dipakai pada proses budidaya udang. Pada sistem budidaya cacing
sutra dengan menggunakan nampan/tray ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
Air yang sudah melewati susunan media pada nampan/tray
ditampung dengan wadah yang ada dibagian bawah rak untuk kemudian dialirkan
kembali ke media yang paling atas dengan menggunakan pompa air/dab.
Probiotik dan obat-obatan yang dicampur pada media
tumbuh/substrat budidaya cacing sutra yang ikut terbawa arus air tidak terbuang
dengan percuma ke perairan luar. Budidaya cacing sutra dengan sistem ini tidak
membutuhkan lahan yang luas, karena medianya disusun ke atas secar vertikal
yang cenderung bisa juga dilahan yang sempit seperti disela-sela sekatan rumah
ataupun tempat lainnya.
Budidaya Cacing
Sutra Dari Limbah Kolam Lele
Ada satu cara unik dan menarik dalam budidaya cacing
sutra yaitu dengan memanfaatkan limbah organik dari kolam lele konsumsi.
Ia telah berhasil melakukan budidaya cacing sutra dari
limbah organik ikan lele peliharaannya. Cacing yang ada terus dipelihara dan
dibudidayakan sampai saat ini.
Lumpur Organik dari Limbah Kolam lele bisa juga untuk
media budidaya Cacing sutra dengan Nampan
1. Persiapan Kolam Untuk Budidaya Cacing Sutra
Kolam yang kurang produktif (tidak dipakai untuk budidaya
lele) di areal usaha pembesaran ikan lele dapat diperuntukan untuk budidaya
cacing sutera dengan luas 60 – 100 m2 (disesuaikan dengan areal yang ada). Air
limbah kolam pembesaran lele diaduk-aduk untuk selanjutnya dimasukkan dengan
pompa (dengan menyedot) ke kolam budidaya cacing sutera.
2. Pengendapan Air
3.
Perawatan Cacing Sutra
Selama masa pemeliharaan cacing sutra , air di usahakan
tetap mengalir kecil dengan ketinggian air pada 5-10 cm. Setelah 10 hari
biasanya bibit cacing sutra mulai tumbuh halus dan merata di seluruh permukaan
lumpur dalam kolam. Ulangi lagi proses penambahan air buangan panen ikan lele
ke dalam kolam budidaya cacing sutra maka setelah 2-3 bulan cacing mulai dapat
dipanen.
Pakan dan kebiasaan Makan Cacing Sutra (Tubifex sp)
Makanan oligochaeta akuatik sebagian besar
terdiri dari ganggang berfilament, diatom dan detritus berbagai tanaman
dan hewan. Sebagian besar oligochaeta memperoleh makanan dengan
menyaring substrat seperti kebiasaan cacing yang lain. Komponen organik
pada substrat ditelan melalui saluran pencernaan. Cacing ini memperoleh
makanan pada kedalaman 2-3 cm dari permukaan substrat. Cacing sutra
mencari makan dengan cara masuk ke dalam sedimen, beberapa sentimeter di
bawah permukaan sedimen dan memilih bahan makanan yang kecil serta
lembek.
Jumlah makanan yang dikonsumsi sehari-hari oleh cacing sutra (Tubifex
sp) adalah 2-8 kali bobot tubuh . Cacing tersebut hanya makan pada lapisan tipis di bawah
permukaan pada kedalaman 2cm-5cm. Dijelaskan pula bahwa pada lapisan
tersebut banyak zat-zat makanan yang tertimbun akibat dekomposisi
anaerobik.
Selain makanan, pertumbuhan populasi cacing sutra juga ditentukan oleh
faktor–faktor lain seperti ruang (tempat) dan lingkungan. Tubificidae memperoleh makanan pada kedalaman 2-3
cm dari permukaan substrat
Proses Panen Cacing Sutra
Cacing sutra akan tumbuh setelah 2 minggu biang cacing
sutera ditebar atau > 2 bulan apabila tanpa penebaran biang cacing sutera.
Panen pertama dapat dilakukan setelah cacing berumur > 75 hari. Ciri kolam
budidaya cacing sutra yang siap untuk di panen adalah apabila lumpur sebagai
media pemeliharaan terasa kental bila dipegang.
Cacing yang terangkat masih bercampur lumpur, selanjutnya
dimasukkan dalam ember/bak yang berisi air dengan ketinggian lebih kurang
1(satu) cm diatas media lumpur. Cacing tersebut dimasukkan dalam bak pemberokan
selama 10-12 jam. Cacing siap di berikan kepada benih ikan ataupun dijual.
Agar Lebih Jelas, Berikut Langkah-langkah Memelihara Cacing Sutera di Kubangan/Kolam Dengan Ukuran Tertentu Disesuaikan Dengan Jumlah Panen Cacing Yang Diharapkan
Cara mudah budidaya cacing sutra sebagai berikut :
1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam. Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap dua minggu sekali. Cara pemanenan cacing sutera dengan menggunakan serok halus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira – kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu. Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya
sumber :
Agar Lebih Jelas, Berikut Langkah-langkah Memelihara Cacing Sutera di Kubangan/Kolam Dengan Ukuran Tertentu Disesuaikan Dengan Jumlah Panen Cacing Yang Diharapkan
Cara mudah budidaya cacing sutra sebagai berikut :
1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam. Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.
3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/m2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ m2. Cara pembuatan pupuk :
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/m2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ m2. Cara pembuatan pupuk :
- Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
- Siapkan bakteri probiotik yang mengandung Bacillus sp. untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Bisa didapatkan di poultry shop.
- Aktifkan/Kembangkan bakterinya dengan cara ¼ sendok makan gula pasir + 4ml probiotik + dalam 300 ml air terus diamkan kurang lebih 2 jam.
- Campur cairan itu ke dalam 10 kg kotoran ayam yang sudah di jemur tadi, aduk hingga rata.
- Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari.
4. Fermentasi
Bertujuan untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
Bertujuan untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5. Penebaran Bibit
Selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
Selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
6. Pemeliharaan Cacing Sutra
- Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
- Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur. Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
- Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet) dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik. Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm.
- Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
- Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
- Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.
- Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.
- Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
- Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan.
- Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
- Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
- Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya terpisah.
- Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh permukaan kolam secara merata.
- Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.
7. Makanan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.
8. PanenKarena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.
Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap dua minggu sekali. Cara pemanenan cacing sutera dengan menggunakan serok halus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira – kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu. Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya
sumber :
http://mahmudsmadawangi.blogspot.com
http://www.alamikan.com
http://www.kumparan.com
http://diskanlut.jatimprov.go.id
http://www.kumparan.com
http://diskanlut.jatimprov.go.id
loading...