Cara Menghitung Analisa Usaha Sapi Potong Sederhana

Posted by Admin

loading...
Jenis Sapi Potong Penghasil Daging Berkualitas
Banyak peternak baru yang sering menanyakan bagaimana cara mudah untuk menghitung analisa usaha penggemukan sapi kapasitas kecil. Contoh penghitungan sederhana analisa usaha sapi potong dengan jumlah sapi 10 ekor ini mudah-mudahan bisa membantu dan bisa menjadi acuan para peternak pemula yang mencoba memperhitungkan untung ruginya memelihara sapi potong sistem penggemukan atau kereman.
Sapi potong adalah jenis sapi yang diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya. Biasanya terdapat tiga tahapan utama dalam produksi daging sapi, yaitu tahap pengasuhan, penggembalaan dan pemberian pakan. (wikipedia.com)
Pengertian dari Analisis Usaha merupakan sebuah cara untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu jenis usaha yang akan kita lakukan, menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tinggikah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi maupun titik impasnya.

Dengan mengetahui hal tersebut diatas, berbagai macam tindakan antisipasi dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan juga dapat dilakukan apabila Anda melakukan tindakan analisa usaha ini. Proses analisa usaha dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode atau cara. Dibawah ini adalah salah satu contoh analisa usaha pemeliharaan sapi potong untuk penggemukkan.

Analisa Usaha Penggemukan Sapi Potong

Sebelum melakukan penghitungan tentunya kita harus membuat asumsi yang bisa disesuaikan dengan kondisi riil saat penghitungan tersebut dibuat sehingga diperoleh hasil perhitungan yang lebih mendekati kenyataan. Berikut ini beberapa asumsi yang berguna dalam analisa usaha sapi potong (angka asumsi silakan disesuaikan dengan kondisi harga tempat lokasi peternakan berada, biaya tenaga kerja maupun harga pakan dll bisa disesuaikan dengan harga riil saat ini).

ASUMSI:
  • Sapi bakalan berupa jantan berbobot 250 Kg, denan hraga Rp.25.000 per Kg Hidup.
  • Target PBBH 1 kg/hari dengan lama pemeliharaan selama 3 bualan. Dengan demikian, pertambahan bobot bakalan diperkirakan sebesar 90 kg. Jika bobot awal sapi 250 Kg, maka bobot sapi siap jual bertambah menjadi 340 kg/ekor.
  • Pakan selam penggemukan yaitu rumput gajah, dedak padi halus, garam dapur, kapur, dan tulang dengan komposisi 25 Kg rumput gajah, 6 Kg dedak padi halus , 100 g garam dapur, 50 g kapur dan 50 g tepung tulang.
  • Satu orang tenaga kerja bisa menangani 10 ekor sapi
  • Kandang dibuat semi permanen dengan lantai cor semen, dinding, dan kerangka terbuat dari papan kayu serta atap genting. Kandang bisa dipakai selam 4 tahun.
  • Masa pakai peralatan dengan perlengkapan kandang selama 1 tahun.
  • Dari 10 ekor sapi tersebut, dihasilkan 5 rit kotoan per minggu sehingga selama satu bulan dihasilkan 60rit. Kotoean tersebut dijual dengan harga Rp. 160.000 per rit.
Estimasi INVESTASI
  • Sewa lahan 500 meter persegi selama 1 tahun Rp. 500.000
  • Membangun kandang Rp. 10.000.000
  • Peralatan dan perlengkapan kandang Rp. 500.000
Total Investasi Rp. 11.000.000

Estimasi Biaya Operasional

Biaya tetap
  • Penyusutan sewa lahan 3/12 x Rp. 500.000 =Rp. 125.000
  • Penyusutan kandang 3/48 x Rp. 10.000.000 = Rp. 625.000
  • Penyusutan peralatan dan pelengkapan 3/12 x Rp. 500.000 = Rp. 125.000
Total Biaya Tetap Rp. 875.000

Biaya TIdak Tetap
  • Pembelian bakalan 10 ekor x 250 kg x Rp. 25.000/Kg Rp. 62.500.000
  • Pakan Selama 3 Bulan
  • Rumput gajah 25 Kg x 90 hari x 10 ekor x Rp 100 =Rp.2.250.000
  • Dedak Padi halus 6 Kg x 90 hari x10 ekor x Rp. 2.500 = Rp. 13.500.000
  • Garam dapur 1 ons x 90 hari x 10 ekor x Rp. 100 =Rp.90.000
  • Kapur 0,5 ons x 90 hari x 10 ekor x Rp.100 = Rp. 45.000
  • Tepung Tulang 0,5 ons x 90 hari x 10 ekor x Rp 450 =Rp. 202.000
  • Tenaga Kerja 1 oran x 90 hari x Rp. 50.000 = Rp. 4.500.000
Total biaya tidak tetap =Rp. 83.087.500

Total Biaya Operasional = Total biaya tetap + Total biaya tidak tetap

= Rp. 875.000 + Rp. 83.087.500

=Rp. 83.962.500

Estimasi Penjualan Sapi dan Kotoran Ternak
  • Penjualan Sapi 10 ekor x 340 kg/ekor x Rp. 25.000/kg =Rp. 85.000.000
  • Penjualan kotoran 60 rit x Rp. 160.000 =9.600.000
Total Penerimaan = Rp 94.600.000

Untung-Rugi Per Periode (Profit and Lost)

Keuntungan = Total penerimaan – total biaya operasional

=Rp. 94.600.000 – Rp. 83.962.500

=Rp. 10.637.500

Menghitung Break Event Point (BEP)

BEP volume produksi = Total biaya operasional : Harga Produksi

=Rp. 83.962.500 : Rp. 25.000

=3.358,5

Artinya, titik balik modal akan tercapai bila total bobot badan yang digemukkan mencapai 3.358,5 Kg.

BEP harga produksi = Total biaya : Volume produksi

= Rp. 83.962.500 : 3.400 Kg

=Rp. 24.695/Kg

Artinya, titik balik modal akan tercapai bila sapi dijual dengan harga Rp. 24.695/Kg bobot hidup

G. R/C ratio

R/C ratio = Total penerimaan : Total biaya operasional

=Rp. 94.600.000 : Rp. 83,962.500

=1,127

R/C bernilai lebih dari satu artinya usaha penggemukan 10 ekor sapi berbobot masing masing 250 Kg dengan PBH 1 kg/hari selama 3 bulan cukup layak dilakukan

Return Of Investment (ROI)

ROI =(Keuntungan : Total Biaya Operasional) X 100%

=(Rp.10.638.00 : Rp. 83.962.500) x 100%

=12,67 %

ROI sebesar 12,67 % berarti setiap pengeluaran sebesar Rp. 1 kan bisa diperoleh keuntungan sebesar Rp. 0,1267.

Jenis-jenis Sapi Potong
  • Sapi Limousin, sapi Charolais, Sapi Shorthorn
  • Sapi Simental, sapi Hereford, American Brahman
  • Sapi PO, sapi Aceh, Sapi Nellore
  • Sapi Bali, Sapi Kupang
  • Sapi Madura
  • Sapi Brahman
  • Sapi Angus
  • Sapi SO
  • Sapi Brangus
  • Dll
Faktor Yang Berpengaruh Pada Hasil Akhir Usaha Penggemukan Sapi Potong, Produksi Daging

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah:

Faktor Pakan (Kualitas dan Kuantitas)

Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging.

Faktor Genetik
  • Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
  • Jenis Kelamin.Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
  • Manajemen.Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.
Referensi :
www.peternakankita.com 
www.wikipedia.com 
www.sakadoci.com

loading...

FOLLOW and JOIN to Get Update!

1001 Cara dan Tips Updated at: 02:52
loading...