loading...
Mobil Terbang dan Taxi Terbang Segera Meramaikan Angkasa
Mobil terbang garapan Terrafugia, TFX, sejauh ini disebut-sebut sebagai mobil terbang pertama di dunia yang sangat praktis. Karena dirancang untuk terbang seperti pesawat sport ringan kala di udara dan seperti mobil biasa di jalan raya. Mobil terbang ini dibekali kursi untuk dua penumpang dan dirancang menggunakan bahan bakar tanpa timbal.
Proyek mengenai mobil terbang yang disebut-sebut sebagai kendaraan masa depan rupanya telah menjadi incaran berbagai perusahaan otomotif. Tak mau kalah dengan Uber dan Airbus yang sudah lebih dahulu memulai proyek mobil terbangnya, kini perusahaan induk Volvo, Geely mengambil jurus serupa namun dengan mengambil alih Terrafugia.
Sedikit informasi yang mencuat soal transaksi ini. Namun laporan yang disampaikan The Detroit Bureau menyebutkan Gelly membeli perusahaan itu dengan dana yang cukup besar. Terrafugia saat ini sudah memiliki prototipe kedua bernama TF-X. Dengan kehadiran Geely, diharapkan tentu proyek TF-X dapat terus berjalan lancar.
Seperti dilansir Carcoops, Kamis, 6 Juli 2017, mobil terbang garapan Terrafugia, TFX, sejauh ini disebut-sebut sebagai mobil terbang pertama di dunia yang sangat praktis. Karena dirancang untuk terbang seperti pesawat sport ringan kala di udara dan seperti mobil biasa di jalan raya. Mobil terbang ini dibekali kursi untuk dua penumpang dan dirancang menggunakan bahan bakar tanpa timbal.
Sementara versi sebelumnya tidak begitu praktis, karena dibutuhkan landasan pacu yang sesuai kriteria untuk terbang dan kembali ke bumi. Maka itu kini TF-X hadir dengan sejumlah penyempurnaan, termasuk juga dapat terbang secara vertikal.
Bagaimana Tarif Taksi Terbang?
Taksi terbang tak lama lagi akan mulai bisa dinikmati penduduk dunia. Sejauh ini sudah ada beberapa perusahaan taksi yang tengah melakukan pengembangan, salah satunya adalah Airbus, perusahaan asal Eropa.
Dalam keterangan terbarunya seperti dikutip Business Insider, Senin 22 Mei 2017, Airbus mengatakan pihaknya akan mengenakan tarif taksi terbang tak jauh berbeda dengan taksi konvensional saat ini. Menurut pemimpin proyek Airbus, Zxach Lovering, penumpang akan dikenakan biaya US$1,5 sampai US$2,5 per mil atau Rp20 ribu-Rp33 ribu per 1,6 kilometer.
"Tarif tumpangannya di taksi terbang akan semurah seperti naik taksi per mil," kata Lovering.
Menjaga harga tetap kompetitif sengaja dilakukan Airbus, agar banyak orang mau mempertimbangkan selisih antara mengendarai taksi atau pesawat listrik ke lokasi tujuan. Airbus mampu menjaga harga tetap rendah karena mesin yang digunakannya memanfaatkan tenaga listrik, di mana mesin ini tidak memerlukan perawatan sebanyak mesin bensin. Teknologi otonom alias dapat terbang sendiri tanpa dikemudikan dari dalam, juga menghemat biaya bagi Airbus, karena mencoret gaji pilot dalam pengeluaran mereka.
Airbus belakangan memang mengembangkan pesawat listrik, yang disebut Project Vahana. Taksi terbang ini akan terbang secara mandiri dan mengandalkan delapan rotor untuk dapat lepas landas secara vertikal. Airbus sedianya akan menguji prototipe pertamanya --memiliki jarak tempuh 50 kilometer (31 mil)-- pada akhir 2017. Taksi terbang ini dapat mengangkut satu orang penumpang.
Untuk memesan taksi terbang, calon penumpang nantinya hanya melakukan pemesanan melalui aplikasi pada smartphone. Taksi terbang Airbus nantinya mampu menjelajah jarak sejauh 100 kilometer dalam keadaan baterai penuh. Airbus juga menambah baterai cadangan pada tiap unit mobil terbang. Targetnya, taksi terbang mereka dapat beroperasi pada 2020 mendatang.
Bagaimana Tingkat Keamanan Mobil Terbang?
Mobil terbang yang dahulu hanya menghiasi berbagai cerita fiksi kini menjadi kenyataan. Sejumlah perusahaan otomotif belakangan terus menggenjot produksi mobil dengan sayap, bahkan salah satunya telah mulai dirilis banderolnya. Sebut saja Aeromobil yang baru-baru ini mengumumkan keran pemesanan dengan banderol mulai US$1,3 juta hingga US$1,6 juta, atau setara dengan Rp17,3 miliar hingga Rp21,3 miliar.
Selain itu ada pula perusahaan Belanda PAL-V yang baru-baru merilis mobil terbang model terbaru yang dijuluki Liberty, di Top Marques Monaco. PAL-V dalam keterangannya bahkan bakal melakukan pengiriman unit kepada pelanggannya pada akhir tahun 2018. Mereka berharap pengumuman itu dapat memicu daya beli masyarakat akan sebuah mobil terbang.
Namun, meski masa depan transportasi nampak di depan mata, tetapi kekhawatiran masih menggelayut publik luas. Seperti dilansir Carscoops, Selasa 25 April 2017, baru-baru ini Universitas Michigan melakukan survei untuk mengetahui apa yang masyarakat pikirkan tentang bentuk transportasi inovatif ini.
Hasil survei itu ternyata menyebut hampir dua pertiga orang Amerika tak terkejut dengan mobil terbang. Mereka justru khawatir akan keselamatan mereka jika membesut kendaraan langit itu. Laporan menyebut, 63 persen responden mengatakan bahwa mereka "sangat prihatin" tentang keamanan mobil terbang, sementara 83 persen mengatakan mereka lebih menyukai jika mobil terbang dapat mendarat secara vertikal ketimbang membutuhkan landasan pacu seperti pesawat pada umumnya.
Selain itu, 80 persen responden juga mengatakan parasut akan sangat penting pada sebuah mobil terbang.Bisnis mobil terbang memang kini terus dilirik. Pada Januari lalu, Airbus bahkan mengumumkan rencana mereka menghadirkan purwarupa mobil terbangnya yang dapat dimiliki masyarakat umum sebagai cara untuk menghindari kemacetan di perkotaan.
Sumber viva.co.id
loading...