Untuk membuat spesifikasi teknis, RAB, sebaiknya digunakan angka mutu beton yang diinginkan, semisal K-125, K-225. Hindari pencantuman komposisi semisal 1:2:3. Hal ini disebabkan karena mutu beton yang diharapkan akan tepat dicapai melalui mix design terhadap bahan-bahan yang akan digunakan. Perbandingan yang ada hanya merupakan pendekatan, dan bisa diterapkan untuk kegiatan “kecil”Ketentuan yg berlaku di Indonesia adalah bahwa perbandingan ini adalah perbandingan berat misal 1 kg semen : 2 kg pasir : 3 kg split. Tapi untuk pekerjaan misal membuat dak di rumah sendiri, bisa juga digunakan perbandingan volume.
Ciri-ciri pasir yang baik untuk bangunan seperti pasir tersebut miliki butiran yang yang tidak menggumpal, atau tidak memiliki keterikatan antar butirannya, karena pasir jenis ini kemungkinan tidak dapat tercampur dengan sempurna jika sudah diberi semen. Lalu pasir yang baik juga tidak boleh memiliki rasa, dengan kata lain berasa tawar, misalkan saja pasir yang kita beli tersebut terasa asin, maka ada kemungkinan pasir tersebut sudah terkena air laut. Jika ini terjadi maka dapat mengurangi kekuatan bangunan kita, karena dapat menyebabkan korosi baik itu pada betonnya sendiri maupun pada tulangan besinya. Pasir yang baik adalah pasir yang terbebas dari unsur yang lain, seperti misalnya tanah, sampah (baik itu sampah organik maupun juga sampah anorganik), karena ada kemungkinan bahwa bahan lain yang tercampur di dalam pasir tersebut dapat mengakibatkan adanya pelemahan struktur.
Koral atau split dengan sifat kekerasan, kepadatan, dan keawetan tinggi akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi, sedangkan beton yang dubuat dengan sifat sebaliknya akan menghasilkan beton berkualitas rendah. Koral dengan kekerasan, kepadatan, dan keawetan tinggi mempunyai sifat kekekalan yang lebih baik. Demikian juga koral atau batu split yang mengalami pencemaran, baik oleh bahan organik ataupun anorganik dapat mempengaruhi kualitas agregat sehingga memerlukan tinfdakan pencucian terlebih dahulu sebelum digunakan.
Jadi, Misalkan perbandingan tadi sebagai ember, misal 1 ember semen : 2 ember pasir : 3 ember split, atau juga 1 m3 semen : 2 m3 pasir : 3 m3 split.
Patokan ukuran semua alat itu adalah mengacu pada 1 zak semen
- 1 zak semen = 5 sekop pengki
- 1 zak semen = 1 dolak
- 1 zak semen = 0,024 m3 (adalah pendekatan dari ukuran zak semen 50kg yaitu 10 cm x 40 cm x 60 cm)
atau 1 dolak semen : 2 dolak pasir : 3 dolak split
atau 0.024 m3 semen : 0.048 m3 pasir : 0.072 m3 split.
Sampai disini mudah sekali di pahami kan?
Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ?
- Volume beton yang akan dibangun adalah 10x6x0.1 = 6 m3
- Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah split.
- Maka kebutuhan semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ; Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ; Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3
- 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen
Koral yang baik harus terdiri dari beraneka ragam besarnya, agar bisa saling mengisi untuk menghasilkan suatu campuran atau beton jadi yang padat. Bila dibawa ke Laboratorium Beton, apabila diayak dengan susunan ayakan, maka koral harus memenuhi syarat-syarat bebagai berikut. Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus minimum 0% berat. Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar 90% dan 98% berat. Dan Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimal 60% dan minimum 10% berat.Daftar komposisi beton sesuai standar yg berlaku di Indonesia
Mutu Beton | Semen (kg) | Pasir (kg) | Kerikil (kg) | Air (liter) | w/c ratio |
7.4 MPa (K 100) | 247 | 869 | 999 | 215 | 0.87 |
9.8 MPa (K 125) | 276 | 828 | 1012 | 215 | 0.78 |
12.2 MPa (K 150) | 299 | 799 | 1017 | 215 | 0.72 |
14.5 MPa (K 175) | 326 | 760 | 1029 | 215 | 0.66 |
16.9 MPa (K 200) | 352 | 731 | 1031 | 215 | 0.61 |
19.3 MPa (K 225) | 371 | 698 | 1047 | 215 | 0.58 |
21.7 MPa (K 250) | 384 | 692 | 1039 | 215 | 0.56 |
24.0 MPa (K 275) | 406 | 684 | 1026 | 215 | 0.53 |
26.4 MPa (K 300) | 413 | 681 | 1021 | 215 | 0.52 |
28.8 MPa (K 325) | 439 | 670 | 1006 | 215 | 0.49 |
31.2 MPa (K 350) | 448 | 667 | 1000 | 215 | 0.48 |
Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.