loading...
Salah satu etika dalam bersedekah atau melakukan pemberian kepada siapapun adalah jangan sampai si penerima merasa direndahkan harga dirinya. Kita sangat dilarang mengungkit-ungkit pemberian ataupun kebaikan yang dilakukan terhadap orang lain. Cara terbaik menjaga kehormatan diri adalah dengan menjaga kehormatan orang lain.
Sedekah (Bahasa Arab:صدقة; transliterasi: sadakah) adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekadar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta.Sedekah memang sangat dianjurkan bagi mereka yang berkecukupan. Banyak cara melakukan sedekah yang baik dan salah satunya bisa anda baca ditulisan dibawah ini yang diambil dari kiriman teman di WA grup dimana penulis awal atau aslinya sulit ditelusuri, semoga bermanfaat.
Kedermawanan Yang Tertukar
Seorang wanita bertanya pada penjual telur yg sudah tua, "Berapa harga telurnya?"
Penjual telur menjawab, "Satu butir harganya Rp 2.500, Nyonya."
Wanita itu berkata, "Saya mau mengambil 6 butir tapi dengan harga Rp 12.500 atau kalau ngga ya udah, ngga jadi beli."
Penjual telur menjawab, "Baiklah, mungkin ini awal yg baik karena dari tadi tak ada satupun telur yg berhasil saya jual."
Wanita itu mengambil telur2 tersebut dan berjalan dengan perasaan senang bahwa dia sudah menang. Kemudian dia masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi ke restoran bersama temannya. Di sana, dia bersama temannya memesan apapun yg mereka sukai. Mereka makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yg sudah mereka pesan. Kemudian wanita tersebut membayar tagihannya. Tagihannya sebanyak Rp 450.000. Dia memberikan uang Rp 500.000 dan berkata bahwa kembaliannya untuk sang pemilik restoran saja.
Kejadian seperti ini mungkin terlihat normal bagi pemilik restoran, tapi sangat menyakitkan bagi penjual telur yg sudah tua.
Intinya adalah: "Mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita punya kuasa ketika kita membeli dari orang2 yg membutuhkan? Dan kenapa juga kita jadi dermawan kepada orang2 yg bahkan tidak membutuhkan kedermawanan kita?"
Suatu ketika saya pernah membaca:
"Ayahku biasa membeli barang2 remeh-temeh dari orang miskin dengan harga tinggi, walaupun dia tidak membutuhkan barang2 tersebut. Kadang2 dia bahkan membayar lebih untuk itu. Aku tertarik pada hal ini dan lantas bertanya mengapa dia melakukannya? Kemudian ayahku menjawab, 'Anakku, ini adalah sedekah yg terbungkus dengan harga diri.'"
Sumber viral di WAG
Sedekah Menaungi Pelakunya Dihari Kiamat
Di antara keterangan Rasulullah ialah
hadits yang menyatakan bahwa naungan orang beriman di hari Kiamat sangat
terkait dengan kebiasaannya mengeluarkan sedekah sewaktu hidupnya di
dunia. Ketika di padang Mahsyar setiap orang menunggu giliran dirinya
diadili serta timbangan kebaikan dan keburukannya diperhitungkan, maka
semua orang bakal merasakan panasnya matahari di atas kepala
masing-masing. Namun orang-orang yang bersedekah bakal memperoleh
naungan dari matahari karena sedekahnya itu hingga hukuman alias vonis
ditetapkan di antara manusia.
“Setiap orang berada di bawah naungan
sedekahnya (pada hari Kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau
ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid berkata: ”Abul
Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah
padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kueh atau bawang merah
atau seperti ini.” (HR Al-Baihaqi – Al-Hakim – Ibnu Khuzaimah)
Sedekah Membuat Rizki semakin Bertambah
Sedekah tidaklah mengurangi harta, akan tetapi sebaliknya sedekah yang dikelurkan oleh seorang muslim akan membuat hartanya semakin bertambah. Yang lebih penting lagi, sedekah akan menambah keberkahan pada harta seseorang.
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.”
Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah ada dua penafsiran:
- Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara inderawi dan kebiasaan.
- Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan hadits di atas dengan mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya semata. Beliau bersabda, “Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta”.
Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang.
Namun kalau kita lihat dari hakekat dan keberkahannya justru malah
bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 riyal, lalu Allah beri
ganti dengan 100 riyal. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.”
(QS. Saba’: 39). Allah akan mengganti bagi kalian sedekah tersebut
segera di dunia.
Allah pun akan memberikan balasan dan ganjaran di
akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي
كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ
وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”. -Demikian penjelasan sangat menarik dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah[11]–.
Sumber : https://rumaysho.com/828-sedekah-tidaklah-mengurangi-harta.htmlDengan Sedekah Bisa Terhindar dari Sifat Kikir
Sifat Bakhil atau Kikir merupakan salah
satu penyakit manusia yang berbahaya. Di haki kiamat kelak, harta yang
dibakhilkan oleh seseorang untuk tidak di tunaikan hak nya maka ia akan
dikalungkan di lehernya.
Firman Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Jika Dia meminta harta kepadamu
lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir
dan Dia akan menampakkan kedengkianmu. Ingatlah, kamu ini orang-orang
yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada Jalan Allah. Maka diantara
kamu ada orang yang kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah
kikir terhadap diri nya sendiri. Dan Allahlah yang Maha kaya sedangkan
kamulah orang-orang yang membutuhkan(Nya); dan jika kamu berpaling ,
niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak
akan seperti kamu (ini).“ (Muhammad ; 37-38)
Artinya barang siapa yang bakhil, tidak
mau mengeluarkan infak di jalan Allah, maka sesungguhnya mudharat yang
diakibatkan karena ia bakhil akan kembali kepada dirinya sendiri. Karena
ia sendiri yang menghalangi pahala dan balasan dari Allah. Allah tidak
membutuhkan infak yang kita keluarkan. Bahkan kitalah yang butuh
terhadap harta tersebut. Jika berpaling dari taat kepada Allah dan tidak
mengikuti perintah-perintahNya maka Ia akan menggantikan posisi kalian
dengan kaum yang lain yang lebih taat kepada Allah daripada kalian.
loading...