loading...
Jenis-jenis Alat Giling Padi, Bagian-bagian Mesin Giling Padi dan Cara Kerjanya, Tips Teknik Cara Menggiling Padi Yang Baik
Mesin Giling Padi |
Ada beberapa model penggilingan padi, yaitu :
1. Penggilingan manual/ tangan
2. Penggilingan dengan mesin satu step.
3. Penggilingan dengan mesin dua step.
4. Penggilingan dengan mesin multi pass /stage
Penggilingan padi secara manual.
Penggilingan dengan menggunakan tangan yaitu dengan menggunakan lesung dan alu. Cara penggilingan ini berbasis gesekan antara biji dengan biji. Pembersihan dilakukan diakhir penggilingan dengan penampian dengan menggunakan tampi. Cara ini membuat kehancuran beras tinggi sehingga rendemen yang dicapai rendah.
Contoh Mesin Giling Padi |
Penggilingan dengan system gesekan logam yaitu unit pengupasan dan unit penyosohan berada dalam satu mesin. Gabah masuk penggilingan dan keluar sudah dalam bentuk beras giling.
Penggilingan padi dengan mesin dua step.(double phase/ dua phase)
mesin pengupas dan mesin penyosoh/ pemoles terpisah atau tidak dalam satu mesin. Rendemen giling bisa mencapai 60-65 %.
Penggilingan padi dengan mesin multi pass.
Mesin penggilingan dengan unit penyosoh / pemoles (jenis abrasif dan jenis friksi ) bersatu, sehingga dapat mengurangi resiko-resiko yang dihadapi selama proses penggilingan
Penentuan jenis dan kombinasi mesin penggilingan paling tepat sangat ditentukan oleh kapasitas yang dibutuhkan, jenis, varietas dan sifat gabah, mutu beras putih yang diharapkan serta biaya.
Bagian komponen mesin penggiling, terdiri dari :
1. Motor Penggerak.
2. Mesin Pengupas/ pemecah kulit gabah (husker).
Mesin ini membersihkan kulit gabah/ sekam yang tercampur dalam beras pecah kulit.
Mesin pengupas yang tersedia adalah jenis Engelberg, jenis rol karet, jenis under runner stone disc dan jenis sentrifucal.
Mesin pengupas gabah yang paling umum digunakan saat ini adalah jenis roll karet, karena daya guna yang tinggi, efisien, mudah digunakan dan sederhana perawatannya. Terdapat 2 buah rol karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2 rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3 besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama bervariasi 300 – 500 mm dan lebar 120-500 mm.
3. Mesin pemisah gabah (separator)
Digunakan untuk memisahkan gabah dari beras pecah kulit.
Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit mempunyai 3 tipe yaitu :
1). Pemisah jenis kompartemen, terdiri dari dinding pemisah vertikal, papan luncur secara zigzag. Campuran gabah dan beras pecah kulit membentur papan pemisah zigzag tersebut, maka akan meluncur jatuh melalui papan luncur. Jika gabah yang lebih ringan akan terangkat keatas dan dikeluarkan melalui pintu keluaran dibagian atas papan luncur. Sedangkan beras pecah kulit yang berada dibagian bawah dikeluarkan melalui pintu keluaran yang berada di bagian bawah papan luncuran.
2)Pemisah berdasarkan berat jenis. Pemisah ini banyak dipakai pada mesin-mesin penggiling terbaru. Pemisah jenis ini terdiri atas papan pemisah berbentuk bujur sangkar yang diletakkan miring pada bidang datar dengan sejumlah cekungan. Saat papan bergetar, gabah dan beras pecah kulit terpisah akibat dari perbedaan berat jenis.
3)Pemisah jenis layar/ type saringan, terdiri dari ayakan saringan yang bergetar, berjumlah 6-15 ayakan.
4. Mesin Penyosoh/ Pemoles/Pemutih (polisher)
Ada 2 tipe mesin penyosoh yaitu tipe friksi dan abrasif.
1).Mesin pemutih abrasif, bekerja dengan putaran yang relative cepat dan tekanan giling yang rendah sehingga peningkatan suhu beras lebih kecil dan kerusakan (pecah) lebih sedikit tetapi permukaan beras tampak kasar.
2).Mesin pemutih friksi bekerja dengan putaran yang relative lambat dan tekanan giling yang tinggi sehingga menghasilkan pelepasan dedak yang lebih baik dan permukaan beras yang lebih halus. Kekurangan mesin ini, tingginya ratio beras yang dihasilkan, suhu beras yang lebih tinggi serta jenis ini menggunakan listrik lebih banyak.
Sangat dianjurkan penggabungan fungsi mesin pemutih jenis abrasif dan friksi dalam proses multi pass, karena mengurangi beras patah dan peningkatan suhu beras serta memperbaiki pembuangan kecambah beras.
5. Mesin pemisah beras kepala, beras patah dan menir (shifter)
6. Mesin Pengkristal/ pencuci beras (shinning)
Teknik penggilingan padi yang baik melalui tahapan proses sebagai berikut :
- Persiapan bahan baku
Untuk menghasilkan beras yang berkualitas harus menggunakan bahan baku gabah yang berkualitas pula. Gabah harus diketahui varietasnya, asal gabah, kapan dipanen, kadar air gabah dan langsung dikeringkan sampai kadar air 14%, baik melalui penjemuran atau menggunakan alat pengering. Penundaangabah kering panen lebih 2 -3 akan menimbulkan kuning. Gabah yang sudah kering sebaikknya dicegah tidak kehujanan karena dapat meningkatkan butir patah dan menir. Usahakan gabah yang digiling adalah gabah kering panen (GKG) yang barau dipanen agar penampakan putih cerah dengan cita rasa yang belum berubah. Bila menggunakan gabah kering yang telah disimpan lebih dari 4 bulan atau 1 musim, maka penampakan beras tidak optimal (buram) dan terjadi perubahan cita rasa (tingkat kepulenan menurun).
- Proses Pemecahan Kulit
Pada proses ini, mula-mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alat klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan 2 kali (ulangan) dan diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah kulit agar dihasilkan beras pecah kulit (BPK). Ayakan BPK untuk varietas butir bulat (ukuran lubang ayakan 0,8 inci) dan butir panjang (ukuran lubang ayakan 1 inci) berbeda. Proses pemecah kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras pecah kulit tidak ada. Namun bila masih banyak butir gabah harus distel kembali struktur rubber roll dan kecepatan putarannya.
- Proses Penyosohan Beras
Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu gesekan antar butiran, sehingga dihasilkan beras yang penampakannya bening. Beras pecah kulit disosoh 2 kali. Penyosohan pertama menggunakan mesin penyosoh tipe kulit friksi (dapat digunakan merk ICHI N 120 kapasitas 1200 kg per jam) dan sosoh kedua menggunakan mesin penyosoh merk ICHI N 70 kg per jam). Perlu diperhatikan kecepatan putaran untuk mencapai beras berkualitas adalah 1100 rpm dengan menyetel gas pada mesin penggerak dan menyetel katup pengepresan keluarnya beras. Proses penyosohan berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Untuk mengelompokkan kelas mutu beras dapat ditambah ayakan beras. Dianjurkan menggunakan alat penyosoh tipe friksi karena menghasilkan kehilangan hasil selama penggilingan terendah (3,14% dibanding alat penyosoh tipe abrasive (3,54%).
Usaha meningkatkan mutu beras hasil giling tergantung dari produk akhir yang diinginkan konsumen. Ada 3 jenis preferensi kondumen terhadap beras, yaitu beras bening, beras putih dan beras mengkilap. Untuk memproduksinya diperlukan proses yang berbeda. Untuk pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive dan untuk beras putih menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan.
- Proses Pengemasan
Beras hasil giling sebaiknya tidak langsung dikemas, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang. Jenis kemasan disarankan memperhatikan beras isinya. Untuk kemasan lebih dari 10 kg sebaiknya menggunakan karung plastik yang dijahit tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg dapat dengan kantong plastik dengan tebal 0,8 mm. Fakta yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kemasan adalah kekuatan kemasan, bahan kemasan (sebaikknya bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-pori penyerapan uap air dari luar tidak mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan), serta label kemasan untuk beras hendaknya mencantumkan nama varietas (untuk menghindari pemalsuan).
- Proses Penyimpanan
Tempat penyimpanan beras yang harus diperhatikan adalah kondisi tempat penyimpanan harus aman dari pencurian dan tikus, bersih, bebas kontaminasi hama (Caliandra sp. Dan Tribolium sp.) dan penyakit gudang, ada pengaturan aerasi, tidak bocor dan tidak lembab. Sebelum beras disimpan sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Karung keras diletakkan diatas bantalan kayu yang disusun berjejer dengan jarak 50 cm untuk pengaturan aerase, tidak langsung kontak dengan lantai untuk menghindari kelembaban, memudahkan pengendalian hama (fumigasi), serta teknik penumpukan beras.
Proses penggilingan padi harus memperhatikan beberapa faktor berikut:
1. Persiapan bahan Baku
Gabah atau Padi yang akan digiling harus disesuaikan kadar airnya pada
kisaran 14 - 15 %. Gabah dari hasil panen (Gabah Kering Panen) biasanya
berada pada kisaran kadar air 20 an, bahkan pada musim hujan gabah
kering panen bisa mencapai kadar air 29-30 %. maka gabah hasil panen
harus dilakukan proses pengeringan baik dengan dijemur matahari ataupun
menggunakan alat pengering (dryer).
padi |
2. Cleaning gabah (membersihkan gabah dari gabah butir hampa dan kotoran lainnya)
proses pembersihan gabah menggunakan alat seed cleaner, sehingga
dihasilkan gabah bersih, bernas dan bebas dari butir hampa, jerami, dan
kotoran lainnya.
padi bersih |
3. Proses pecah kulit
Pada proses ini faktor gabah sangat mempengaruhi terhadap hasil yang
diperoleh. gabah yang bersih (bebas dari kotoran dan butir hampa) akan
menghasilkan beras pecah kulit (brown rice) yang baik, tidak banyak
patah dan proses pengupasan yang lebih cepat. selain itu tentu saja alat
pecah kulit (husker) juga akan mempengaruhi beras pecah kulit yang
dihasilkan. jarak kerapatan antar rubber roll harus diatur sedemikan
rupa, sehingga proses pengupasan akan terkontrol.
alat pecah kulit (husker) |
beras pecah kulit yang dihasilkan dari husker, biasanya masih terdapat
butir gabah yang tidak terkelupas sekamnya. sehingga perlu dilakukan
proses pengayakan/pemisahan beras pecah kulit dan gabah. hal ini
dilakukan untuk menjaga mutu beras pecah kulit yang akan diproses lebih
lanjut dengan alat pemutih beras atau polisher.
ayakan beras pecah kulit mesin |
ayakan beras pecah kulit manual |
5. Penyosohan beras
beras pecah kulit diproses lebih lanjut dengan alat pemutih beras atau
polisher sehingga diperoleh beras sosoh. polisher ada 2 tipe yaitu, tipe
abrasif dan tipe friksi. Tipe abrasif menghasilkan beras yang lebih
putih (derajat putih tinggi), sedangkan tipe friksi beras sosoh
dihasilkan cenderung mengkilat atau transparancy yang tinggi.
Tipe Abrasif |
Tipe Friksi |
6. Pengayakan Beras
Beras yang dihasilkan dari polisher merupakan campuran butir utuh, butir
kepala, butir patah dan menir. untuk mendapatkan beras dengan kualitas
yang baik, diperlukan proses pengayakan dengan alat shifter rice atau
ayakan beras.
beras |
shifter rice (ayakan beras) |
loading...