loading...
Apa Yang Dimaksud Dengan Batu Kapur (LIMESTONE)? Apa Manfaatnya? Bagaimana Proses Terjadinya Batu Kapur?
Batu kapur (limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze. Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
Kebanyakan batu gamping terbentuk di laut dangkal, tenang, dan pada perairan yang hangat. Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal di mana organisme mampu membentuk cangkang kalsium karbonat dan skeleton sebagai sumber bahan pembentuk batugamping. Ketika organisme tersebut mati, cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk membentuk sedimen yang selanjutnya akan terlitifikasi menjadi batugamping.
Produk sisa organisme tersebut juga dapat berkontribusi untuk pembentukan sebuah massa sedimen. Batugamping yang terbentuk dari sedimen sisa organisme dikelompokan sebagai batuan sedimen biologis. Asal biologis mereka sering terlihat oleh kehadiran fosil.
Beberapa batu gamping dapat terbentuk oleh pengendapan langsung kalsium karbonat dari air laut. Batugamping yang terbentuk dengan cara ini dikelompokan sebagai batuan sedimen kimia. Batugamping ini dianggap kurang melimpah dibandingkan batugamping biologis.
Pembentukan Batu gamping pada Lingkungan Evaporasi
Batugamping juga dapat terbentuk melalui penguapan. Stalaktit, stalakmit dan formasi gua lainnya (sering disebut speleothems) adalah contoh dari batugamping yang terbentuk melalui penguapan. Di sebuah gua, tetesan air akan merembes dari atas memasuki gua melalui rekahan ataupun ruang pori di langit-langit gua, kemudian akan menguap sebelum jatuh ke lantai gua.
Ketika air menguap, setiap kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air akan tersimpan di langit-langit gua. Seiring waktu, proses penguapan ini dapat mengakibatkan akumulasi seperti es kalsium karbonat di langit-langit gua, deposit ini dikenal sebagai stalaktit. Jika tetesan jatuh ke lantai dan menguap serta tumbuh/berkembang ke atas (dari lantai gua) depositnya disebut dengan stalakmit.
Batu gamping yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai "travertine" dan masuk dalam kelompok batuan sedimen kimia.
Jenis-Jenis Batu Gamping (Batu Kapur)
Ada banyak nama berbeda digunakan untuk batugamping. Nama-nama ini didasarkan pada bagaimana batugamping terbentuk, penampilannya (tekstur), komposisi mineral penyusunnya, dan beberapa faktor lainnya. Berikut ini adalah beberapa jenis batugamping yang namanya lebih umum digunakan:
Sumber :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_kapur
2. http://limestone.blogdetik.com/2012/02/02/manfaat-batu-kapur/
3. sumber lainnya
Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia, batu gamping sering disebut juga dengan istilah batu kapur, sedangkan istilah luarnya biasa disebut "limestone". Batu gamping paling sering terbentuk di perairan laut dangkal. Dolomit adalah mineral (kalsium magnesium karbonat) dengan komposisi kimia CaMg (CO3). Ini adalah komponen utama dari batuan sedimen yang dikenal sebagai dolostone dan batuan metamorf yang dikenal sebagai marmer dolomit. Kapur yang berisi beberapa dolomit dikenal sebagai kapur dolomit. Kapur adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen, membentuk bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium. Biasanya kapur relatif terbentuk di laut dalam dengan kondisi bebatuan yang mengandung lempengan kalsium plates (coccoliths) yang dibentuk oleh mikroorganisme coccolithophores. Ada banyak sekali Manfaat Batu Kapur / Gamping diantaranya sebagai untuk bahan kaptan, bahan mentah semen, karbit, bahan pemutih dalam pembuatan soda abu, penetral keasaman tanah, bahan pupuk, industri keramik, industri karet dan ban, kertas, penstabil jalan raya, dll.Batu kapur
Batu kapur (limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze. Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
Manfaat Batu Kapur
Batu kapur/Limestone (CaCO3) banyak digunakan, antara lain sebagai:- Bahan untuk menurunkan kadar sulfur
- Bahan pembuat soda api
- Piler kare, kabel
- Penurunan kadar asam air
- Industri pupuk
- Pengkristal gula tepung
- Penetral limbah
- Ekstraksi peleburan besi
- Separator (pemisah) logam mulia
- Bahan baku semen
- Bahan baku gelas pewarna
- Pemutih kertas pakaian
- Penyamak kulit
- Campuran minuman soda
- Farmasi
- Bahan pembuat cat
- Bahan keramik
- Bahan dempul
- Pemadam api
- Industri kimia
- Peningkat keasaman tanah
- bahan lem
- Bahan kardus
- Lumpur Pengeboran
- Pengkristal gula pasir
- Logam industri pengecora
- Paralo, Plastik, Piler Ban, Kertas
- Kabel
- Kapur pertanian
- Bahan kaca kristal
- Penjernih sawit/minyak kelapa
- Penetral lingkungan
- Gerabah bahan
- Base jalan, Rel kereta api
Kebanyakan batu gamping terbentuk di laut dangkal, tenang, dan pada perairan yang hangat. Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal di mana organisme mampu membentuk cangkang kalsium karbonat dan skeleton sebagai sumber bahan pembentuk batugamping. Ketika organisme tersebut mati, cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk membentuk sedimen yang selanjutnya akan terlitifikasi menjadi batugamping.
Produk sisa organisme tersebut juga dapat berkontribusi untuk pembentukan sebuah massa sedimen. Batugamping yang terbentuk dari sedimen sisa organisme dikelompokan sebagai batuan sedimen biologis. Asal biologis mereka sering terlihat oleh kehadiran fosil.
Beberapa batu gamping dapat terbentuk oleh pengendapan langsung kalsium karbonat dari air laut. Batugamping yang terbentuk dengan cara ini dikelompokan sebagai batuan sedimen kimia. Batugamping ini dianggap kurang melimpah dibandingkan batugamping biologis.
Pembentukan Batu gamping pada Lingkungan Evaporasi
Batugamping juga dapat terbentuk melalui penguapan. Stalaktit, stalakmit dan formasi gua lainnya (sering disebut speleothems) adalah contoh dari batugamping yang terbentuk melalui penguapan. Di sebuah gua, tetesan air akan merembes dari atas memasuki gua melalui rekahan ataupun ruang pori di langit-langit gua, kemudian akan menguap sebelum jatuh ke lantai gua.
Ketika air menguap, setiap kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air akan tersimpan di langit-langit gua. Seiring waktu, proses penguapan ini dapat mengakibatkan akumulasi seperti es kalsium karbonat di langit-langit gua, deposit ini dikenal sebagai stalaktit. Jika tetesan jatuh ke lantai dan menguap serta tumbuh/berkembang ke atas (dari lantai gua) depositnya disebut dengan stalakmit.
Batu gamping yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai "travertine" dan masuk dalam kelompok batuan sedimen kimia.
Jenis-Jenis Batu Gamping (Batu Kapur)
Ada banyak nama berbeda digunakan untuk batugamping. Nama-nama ini didasarkan pada bagaimana batugamping terbentuk, penampilannya (tekstur), komposisi mineral penyusunnya, dan beberapa faktor lainnya. Berikut ini adalah beberapa jenis batugamping yang namanya lebih umum digunakan:
- 1. Chalk: merupakan sebuah batugamping lembut dengan tekstur yang sangat halus, biasanya berwarna putih atau abu-abu. Batuan ini terbentuk terutama dari cangkang berkapur organisme laut mikroskopis seperti foraminifera atau dari berbagai jenis ganggang laut.
- 2. Coquina: merupakan sebuah batugamping kasar yang tersemenkan, yang tersusun oleh sisa-sisa cangkang organisme. Batuan ini sering terbentuk pada daerah pantai dimana terjadi pemisahaan fragmen cangkang dengan ukuran yang sama oleh gelombang laut.
- 3. Fossiliferous Limestone: merupakan sebuah batugamping yang mengandung banyak fosil. Batuan ini dominan tersusun atas cangkang dan skeleton fosil suatu organisme.
- 4. Lithographic Limestone: merupakan sebuah batugamping padat dengan ukuran butir sangat halus dan sangat seragam, yang terjadi di dalam sebuah lapisan tipis membentuk permukaan sangat halus.
- 5. Oolitic Limestone: merupakan sebuah batugamping yang terutama tersusun oleh kalsium karbonat "oolites", berbentuk bulatan kecil yang terbentuk oleh hasil presipitasi konsentris kalsium karbonat pada butir pasir atau cangkang fragmen.
- 6. Travertine: merupakan sebuah batugamping yang terbentuk oleh presipitasi evaporasi, sering terbentuk di dalam gua, yang menghasilkan deposit seperti stalaktit, stalakmit dan flowstone.
Sumber :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_kapur
2. http://limestone.blogdetik.com/2012/02/02/manfaat-batu-kapur/
3. sumber lainnya
loading...