Jika ada kerusakan pada komponen tubuh tersebut, otomatis akan memengaruhi kandungan, volume, warna, dan tekstur urine. Nah, urinalisis menjalankan tugasnya untuk menilai perubahan pada urine.
Beberapa tujuan urinalisis yaitu:
- Memeriksa kesehatan tubuh secara keseluruhan, karena sering menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin.
- Membantu mendiagnosis kondisi medis tertentu seperti infeksi saluran kemih (ISK), penyakit ginjal polikistik, gagal ginjal, peradangan ginjal, dan lainnya. Keluhan gejala yang Anda alami, meliputi sakit perut abnormal, sakit punggung terus-menerus, sakit saat buang air kecil, ada darah dalam urine, ataupun masalah lainnya juga bisa dideteksi.
- Memantau perkembangan penyakit sekaligus keberjalanan proses pengobatan, misalnya pada penyakit gagal ginjal, nefropati diabetik, infeksi saluran kemih, dan lainnya.
- Menilai fungi ginjal sebelum operasi.
- Memantau perkembangan kehamilan yang tidak normal, termasuk dehidrasi, preeklampsia, diabetes gestasional, dan lain sebagainya.
- Warna Urine
Warna urine menunjukkan kondisi kesehatan seseorang. Warna urine yang sehat adalah kuning muda jernih. Warna terang menunjukkan seseorang lebih sehat dibandingkan orang lain yang memiliki urine berwarna gelap. Ketika urine seseorang berubah warna menjadi gelap, menunjukkan ginjal tidak sehat, atau sedang mengalami dehidrasi dan dianjurkan untuk mengonsumsi banyak air minum. - Frekuensi BAK (Buang Air Kecil)
Terlalu sering atau terlalu jarang mengeluarkan urine juga menunjukkan suatu masalah kesehatan. Kehamilan dapat menyebabkan peningkatan frekuensi BAK dikarenakan kandung kemih menerima tekanan dari dinding rahim yang membesar. Selain itu, beberapa permasalahan kesehatan seperti diabetes, atau terlalu banyak mengonsumsi kafein dan alkohol dapat meningkatkan frekuensi BAK. Permasalahan lainnya yang kerap kali muncul adalah hilangnya kontrol kandung kemih saat melakukan aktifitas seperti tertawa, batuk bahkan bersin. Hal ini biasanya disebabkan oleh karena melemahnya otot-otot dasar panggul. Untuk mengatasinya, dapat dengan cara melakukan senam Kegel. Sedangkan terlalu jarang mengeluarkan urine menunjukkan tanda-tanda terjadinya dehidrasi. - Bau Urine
Bau urine dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi seseorang. Mengonsumsi makanan dengan aroma menyengat juga akan berpengaruh pada bau urine. Perubahan aroma pada urine bukanlah permasalahan besar, selama tidak diikuti gejala seperti nyeri, panas atau frekuensi pengeluaran urine yang terus menerus.
Berikut cara menjaga kesehatan dan memperbaiki kondisi urine:
- Mengonsumsi buah dan sayuran
- Minum air putih 8 gelas sehari
- Rajin berolahraga
- Menjaga berat badan normal
PROSES TERBENTUKNYA URINE DALAM TUBUH MANUSIA
Fungsi Utama Ginjal dalam Penyaringan Zat Beracun dan Terbentuknya Urine
Proses pembentukan urine terjadi di dalam ginjal. Pembentukan urine ini terjadi melalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan zat-zat sisa yang beracun), reabsorpsi (penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan tubuh), dan augmentasi (penambahan zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh).
Skema proses pembentukan urine
1) Filtrasi
Pembentukan urine diawali dengan filtrasi yang terjadi di dalam kapiler glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsula Browman. Filtrasi berlangsung pada saat darah masuk ke nefron melalui arteriola aferen. Pada saat darah melalui arteriola aferen ini, tekanan darah relatif cukup tinggi, sedangkan tekanan darah di arteriola eferen relatif cukup rendah. Kondisi ini terjadi karena diameter arteriola aferen lebih besar dan ukurannya lebih pendek dibandingkan dengan arteriola eferen. Keadaan inilah yang mengakibatkan terjadinya filtrasi. Pada saat itu, berliter-liter darah didorong ke ruang glomerulus yang berukuran kecil.
Di glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit), membran basiler, dan epitel kapsula Bowman, yang dapat mempermudah proses filtrasi. Selain struktur glomerulus tersebut faktor lain yang mempermudah proses filtrasi yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik. Tekanan hidrostatik (TH) yaitu tekanan darah terhadap dinding pembuluh.
Sementara itu, tekanan osmotik (TO) yaitu tekanan yang dikeluarkan oleh air (pelarut lain) pada membran filtrasi. Permeabilitas membran ini 100–1.000 kali lebih permeabel dibandingkan dengan permeabilitas kapiler pada jaringan lain. Pada proses filtrasi ini sel-sel darah, trombosit, dan sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak turut dikeluarkan. Sementara itu, zat-zat kecil terlarut dalam plasma darah seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil saringan tersebut merupakan urine primer (filtrat glomerulus). Jadi, urine primer komposisinya masih serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein dan tidak mengandung elemen seluler, contoh sel darah merah. Cairan filtrasi dari glomerulus ini akan masuk ke tubulus dan mengalami reabsorpsi.
2) Reabsorpsi
Pada proses ini terjadi reabsorpsi zat-zat berikut.
a) Reabsorpsi air
Pada keadaan normal, sekitar 99% dari air yang menembus membran filtrasi akan direabsorpsi sebelum mencapai ureter. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal yang dilakukan secara pasif melalui proses osmosis. Perlu Anda ketahui bahwa setiap hari tubulus ginjal mereabsorpsi lebih dari 178 liter air, 1.200 gram garam, dan 150 gram glukosa.
b) Reabsorpsi zat tertentu
Reabsorpsi zat-zat tertentu dapat terjadi secara transpor aktif dan difusi. Zat-zat yang mengalami transpor aktif pada tubulus kontortus proksimal yaitu
ion Na+, K +, PO4–, NO3–, glukosa, dan asam amino. Ion Na+ mengalami difusi dari sel tubulus menuju pembuluh kapiler. Difusi ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel tubulus. Difusi tersebut dapat meningkat karena permeabilitas sel tubulus yang tinggi terhadap ion natrium. Permeabilitas yang tinggi ini disebabkan oleh banyaknya mikrovilli yang memperluas permukaan tubulus. Proses reabsorpsi ini memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.
c) Reabsorpsi zat yang penting bagi tubuh
Zat-zat penting bagi tubuh yang secara aktif direabsorpsi yaitu protein, asam amino, glukosa, asam asetoasetat, dan vitamin. Glukosa dan asam asetoasetat merupakan sumber energi, sedangkan protein dan asam amino merupakan bahan pengganti sel yang telah rusak. Zat-zat tersebut direabsorpsi secara aktif di tubulus kontortus proksimal sehingga tidak akan ditemukan lagi di lengkung Henle. Pada saluran menurun lengkung Henle, reabsorpsi air terus berlangsung selama filtrat itu bergerak di sepanjang tubula tersebut.
Setelah terjadi reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal dan sepanjang saluran lengkung Henle, tubulus akan menghasilkan urine sekunder. Pada urine sekunder ini zatzat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun akan bertambah, misal konsentrasi dari 0,03% dalam urine primer dapat mencapai 2% dalam urine sekunder.
3) AugmentasiAugmentasi atau sekresi tubular adalah proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Sel-sel tubulus menyekresi ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), amonium (NH3), urea, kreatinin, dan racun ke dalam lumen tubulus melalui proses difusi. Ion-ion ini kemudian menyatu dengan urine sekunder.
Penambahan ion hidrogen pada proses augmentasi sangat penting untuk menjaga kesetimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah mulai turun, sekresi ion hidrogen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH normal (7,3–7,4) dan urine yang dihasilkan memiliki pH sekitar 4,5–7,5. Selain itu, pada tahap augmentasi ini berlangsung proses pembersihan zat-zat sisa dari dalam tubuh. Urine yang terbentuk akan disimpan sementara di kandung kemih. Setelah itu, urine akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan yaitu 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain seperti pigmen empedu. Pigmen empedu ini berfungsi memberi warna pada urine.
Fungsi Ginjal
Beberapa Macam Fungsi Ginjal
- Menyaring Darah
- Mempertahankan keseimbangan Kadar Asam dan Basa
- Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh
- Memproses Ulang Zat
- Mengatur Volume Cairan dalam Darah
- Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia dalam Darah
- Mengendalikan Kadar Gula dalam Darah
- Penghasil Zat dan Hormon
- Menjaga Tekanan Osmosis
Struktur Ginjal
Ginjal pada manusia terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks (kulit ginjal), medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal) .
- Korteks(Kulit Ginjal)
Korteks pada ginjal berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul sisa dan cairan sisa lainnya akan dibuang.
- Medula(Sumsum Ginjal)
- Pelvis(Rongga Ginjal)
Warna Urine dan Hubungannya Dengan Kesehatan
1. Bening/Transparan. Warna urine yang transparan memiliki arti baik. Ini artinya tubuh Anda terhidrasi lebih dari cukup.2. Kuning Pucat. Jika warna urine Anda adalah kuning pucat artinya Anda sehat. Ini juga berarti tubuh Anda terhidrasi dengan baik.
3. Kuning. Warna urine kuning merupakan warna yang normal. Ini juga menunjukkan bahwa tubuh Anda cukup terhidrasi.
4. Kuning Tua. Warna ini menunjukkan Anda baik-baik saja. Tapi, mungkin Anda perlu menambah asupan air karena ini berarti tuuh Anda sudah dalam ambang batas terhidrasi.
5. Kecokelatan atau Warna seperti madu. Warna kecokelatan pada urine Anda menunjukkan Anda mengalami dehidrasi. Artinya, Anda perlu minum banyak air untuk mengatasinya.
6. Cokelat. Warna urine yang cokelat pekat memiliki arti kurang baik. Itu karena warna ini bisa menunjukkan adanya penyakit hati (liver) atau dehidrasi. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa meminum lebih banyak air. Jika setelah minum banyak air warna urine tidak berubah, Anda bisa segera memeriksakan diri ke dokter.
7. Oranye. Warna oranye pada urine menunjukkan bahwa Anda sedang dehidrasi atau mengalami masalah liver atau saluran empedu. Selain itu, warna ini juga bisa disebabkan oleh pewarna makanan yang Anda konsumsi. Jika mengalami warna urine seperti ini, Anda perlu mengingat kembali makanan apa yang menyebabkan warna tersebut. Tapi jika Anda tidak memakan makanan berpewarna, segera temuilah dokter untuk memriksakan diri.
8. Biru atau hijau. Warna urin biru atau hijau kebanyakan disebabkan oleh pewarna makanan. Tapi jangan sepelekan, ini juga bisa berarti beberapa hal. Misalnya, efek dari obat-obatan, infeksi bakteri, atau penyakik genetik yang langka. Untuk memastikannya, segera temui dokter.
9. Pink atau kemerahan. Jika sebelumnya Anda mengonsumsi buah bit, blueberry, atau makanan berpewarna merah, Anda tak perlu khawatir. Namun, jika tidak, sudah sewajarnya Anda memeriksakan diri ke dokter. Itu karena warna kemerahan dalam urine bisa menunjukkan adanya infeksi, darah, masalah prostat, atau penyakit ginjal.
10. Berbusa atau berbuih. Bagi Anda yang mengalami urine berbusa atau berbuih, mungkin ada masalah pada ginjal atau hanya kelebihan protein. Meski begitu, jika hal ini terjadi terus-menerus, sebaiknya segera temui dokter.
11. Warna lain. Masih banyak warna yang mungkin terjadi pada urine seseorang. Misalnya warna ungu atau warna yang lainnya.
sumber: Campbell, N.A., et al. 2006. Biology Concepts & Connections. California: The Benjamin/Commings Publishing Company
Glenn, dan Susan T. 1987. New Understanding Biology for Advance Level. Fourth Edition. United Kingdom: Stanley Thorns (Publisher) Ltd.
Sumber-sumber lainnya