![]() |
Pedet dan Induknya |
Mengenal Jenis-Jenis Pakan Untuk Pedet Sapi Potong, Kualitas dan Persentase Pemberian Disesuaikan Dengan Umur Pedet
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hinga umur 8 bulan. Pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. Secara naluriah seekor induk biasanya akan menjilati tubuh anaknya yang baru dilahirkan. Pedet yang baru dilahirkan biasanya akan basah oleh cairan yang berasal dati tubuh induknya.Salah satu faktor pendukung keberhasilan suatu usaha pemeliharaan ternak sapi adalah cara memelihara pedet yang tepat. Pemeliharaan pedet mencakup pemberian pakan dan minum, perkandangan serta manajemen pemeliharaan seperti "moving" atau perlakuan saat memindah pedet dan perlakuan pada induk sapinya. Menurut Imron (2009), untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada pedet, perlu dipahami tentang susunan dan perkembangan alat pencernaan anak sapi. Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu rumen (perut handuk), retikulum (perut jala), omasum (perut buku) dan abomasum (perut sejati).
Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa. Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa. Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu normal. Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6x lebih banyak kandungan proteinnya, 100x untuk vitamin A dan 3x lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal. Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
Bagi pedet, kolostrum itu sangat penting karena mengadung 10-15 kali vitamin (terutama vitamin A) dan 2 kali lebih banyak kandungan energy dan proteinnya dibandingkan dengan susu normal. Kolostrum diperlukan karena mengandung sejumlah antibody (zat kebal) yang berguna untuk melindungi pedet yang baru dilahirkan dari berbagai penyakit infeksi.
Kolostrum
mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare. Mengandung
inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk
protein. Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi
pedet yang baru lahir dari penyakit infeksi. Kolostrum dapat juga
menghambat perkembangan bakteri E. coli dalam usus pedet (karena
mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama (Ernawani, 1991).
Susu Segar dapat digunakan sebagai pakan bagi pedet dengan dosis 8-10% dari bobot lahir pedet. Misalnya, pedet lahir dengan bobot 45 kg, maka dilakukan pemberian air susu sebanyak 4,5 liter/hari atau 2,25 liter setiap pemberian. Hindari pemberian air susu berlebih dan ganti-ganti secara mendadak. Over feeding akan memperlambat penyapihan dan akan mengurangi konsumsi bahan kering dan akan mengakibatkan diare.
Pemberian
pakan pedet adalah seni, jangan diberi makan berlebihan, lebih baik
pedet berada dalam kondisi sedikit lapar, namun yang penting adalah
pemberian susu harus beraturan baik dalam jumlah maupun waktu. Pemberian
air susu yang kurang akan menyebabkan pertumbuhan pedet yang terganggu
karena kekurangan zat makanan.
Kelebihan
konsumsi dapat mengakibatkan gangguan pencernaan dan diare serta
menyebabkan pengurangan konsumsi pakan kering atau biji-bijian sehingga
akan menyebabkan bertambahnya masa menyusui. Terdapat patokan umum
pemberian susu (asumsi bobot lahir = 50kg), yaitu:
- minggu I sebanyak 8% bobot lahir,
- minggu II sebanyak 9% bobot lahir,
- minggu III sebanyak 10% bobot lahir,
- minggu IV sebanyak 8% bobot lahir dan
- minggu V sebanyak 5% bobot lahir (Willamson, 1993).
Pada
fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti
menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat
memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air
susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang-kadang pemberian milk replacer
mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet
kegemukan. Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal
dari produk air susu yang baik seperti susu skim, whey, lemak susu dan
serealia dalam jumlah terbatas.
Milk
replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 dan 5
minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2
minggu. Pedet yang berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna
pati-patian dan protein selain casein (protein susu) (Willamson, 1993).
Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet umur 2 dan 3 minggu (fase pengenalan). Pemberian calf starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 minggu.
TIPS CARA MELATIH PEDET MINUM SUSU
Bagi peternak sapi perah, adalah lebih mengutungkan bila memisahkan pedet secepat mungkin dari induknya, karena jika pedet dipisah, maka induk segera dapat diperah air susunya. Walaupun diperlukan penyapihan sedini mungkin, tetap penting diperhatikan kebutuhan pedet akan kolotrum dari induknya.
- 1. Jepit leher pedet diantara dua kaki kita
- 2. Jari tangan dibasahi air susu, perlahan-lahan dimasukkan ke dalam mulut pedet.
- 3. Jika pedet sudah mulai menghisap secara perlahan-laha mulut pedet kita arahkan kedalam ember
- 4. Usahakan hidung pedet tidak masuk kedalam air susu
- 5. Karena terangsang, pedet akan menghisap air susu yang ada dalam ember
- 6. Jika sudah mulai menghisap air susu dalam ember, jari dikeluarkan dari mulut pedet.
Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat
dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter
0.5 kg atau 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau
sekitar umur 1 sampai 2 bulan. Tolak ukur kualitas calf starter yang
baik adalah dapat memberikan pertambahan bobot badan 0.5 kg/hari dalam
kurun waktu 8 minggu.
Kualitas calf starter yang disyaratkan:
- protein kasar 18-20%,
- TDN 75-80%,
- Ca:P adalah 2:1,
- kondisi segar,
- palatable,
- craked (Imron, 2009).
loading...
Komposisi susu pengganti | Konsentrat starter | |
Protein | 22% | 18% |
TDN | 95% | 80% |
Lemak | 10% | 2-3% |
SK | – | – |
Ca | 0.7 | 0.6 |
P | 0.6 | 0.4 |
Vit A | 3800 IU/kg | 2200IU/kg |
Vit D | 600 IU/kg | 300 IU/kg |
Vit E | 300 IU/kg | 25 IU/kg |
Contoh Calf Stater :
- Tepung jagung = 70%,
- Bungkil Kedelai= 23%,
- Molasses=5%,
- DCP=1%,
- Garam bermineral mikro= 1%
- Vitamin A= 2 000 IU/kg dan D = 300 IU/kg
Konsentrat
pedet ini harus dibarengi dengan tersedianya air untuk menjamin
perkembangan rumen. Pemberian dilakukan sedikit demi sedikit.
Pakan
berserat diberikan sampai pedet berumur delapan minggu. Pemberian air
sangat diperlukan dan selalu ada untuk menjamin perkembangan pedet.
Menurut
hasil penelitian, pedet yang tidak diberi minum akan menurunkan 31 %
konsumsi konsentrat dan menurunkan bobot badan sampai 38% dibandingkan
dengan pedet yang diberi cukup air. Konsumsi air yang masuk ke dalam
rumen akan merangsang pertumbuhan rumen. Namun hati-hati, kadang-kadang
pedet menkonsumsi air yang berlebihan dan akan mengakibatkan diarre
(Thau, 2004).
Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu hanya untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan.
Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2-3 minggu.
Rumput yang diberiakan harus yang berkualitas baik dan bertekstur
halus. silase pada pedet tidak diperbolehkan pedet karena belum bisa
memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase. Konsumsi
hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan (Kumar,
2001).
JAGA KESEHATAN PEDET
Kesehatan pedet sejak awal kelahiran sangat menentukan perkembangan selanjutnya. Pedet yang sehat akan ditandai dengan :
· Gerakannya aktif
· Bulu halus, bersih dan tidak lesu
· Mata cemerlang,bersih dan tidak lesu.
Sedangkan pedet yang sakit akan memiliki tanda –tanda :
· Nafsu makan dan minum menurun
· Lesu, bulunya kasar
· Ada gejala-gejala diare
Pencegahan penyakit harus dilakukan sedini mungkin. Jika dapat mengatasinya perlu dilakukan dengan hati –hati. Jka di anggap terlalu serius, supaya menghubungi petugas atau mantra kesehatan hewan secepatnya.
Demikian
sedikit ulasan mengenai manajemen pemeliharaan pedet terutama yang
berhubungan dengan masalah pemberian pakan pada pedet. Semoga
bermanfaat.
Referensi:
https://intannursiam.wordpress.com
Adi Sudono, R. Fina Rosdiana, dan Budi S Setiawan, 2004. Beternak Sapi Perah secara intensif, Penerbit Agromedia Pustaka.Astuti, Retno. 2010. Evaluasi Pemberian Tepung Lerak (Sapindus rarak De Candole) terhadap Sapi Peranakan Ongole pada Pakan Berbasis Jerami Padi. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Coleman, S.W. and Moore J.E. 2003. Feed Quality and animal performance. Field Crops Res84:17-29.
Darmanto, Dede. 2009. Respon Fisiologis Domba Ekor Tipis Jantan yang Diberi Pakan Rumput Brachiaria Humidicola dan Kulit Singkong pada Level yang Berbeda. [Skripsi]. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Ernawani, 1991. Pengaruh Tatalaksana Pemerahan Terhadap Kualitas Susu Kambing. Media Peternakan Vol 15: 38-46. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Forrest, J.C., E. D. Aberle, H. B. Hedrick, M. D. Judge & R. A. Merkel. 1975. Principles of Meat Science. W. H. Freeman and Company, San Fransisco.
Imron, Muhammad. 2009. Manajemen Pemeliharaan Pedet (terhubung berkala). http://betcipelang.info.%5B1 Januari 2011].
Kumar Saha .A. .2001. Technical efficiency and Costs Competitiveness of Milk Production by Dairy Farm in Main milk Production National Dairy Reseach Institut, Kamal India.
Kurniawan, deddy F. 2009. Bagaimana Cara Mengatasi Diare Pada Pedet (terhubung berkala). http://www.sapiperahindonesia.worpress.com [1 Januari 2011].
Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F. Hintz, and H.G. Wanner.1979. Animal Nutrition. 3rd Ed. McGraw Hill Publishing Co Ltd. New York.
Muljana, Wahyu. 1982. Pemeliharaan dan Kegunaan Ternak Sapi Perah. Semarang : Aneka Ilmu.
Perdhanayuda, Rolis. 2010. Penampilan Produksi Pedet Peranakan Friesian Holstein Jantan Periode Pra-sapih yang Diberi ransum Starter dengan Cara Bebas Pilih (Cafetaria Feeding). Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Sauvant D, Dijkstra J, Mertens D. 1995. Optimization of ruminal digestion: a modeling approach. Di dalam : Journet M, Grenet E, Farce M.H, Theriez M, Dermaquilly C, editor. Recent Development in the Nutrition of Herbivores. Proceeding of Fourth International Symposium on the Nutrition of Herbivores,Clemont-Ferrand, 11-15 Sep 1995. Paris : INRA. Hlm 143-165.
Soetarno, Timan. 2003. Manajemen Budidaya Sapi Perah. Laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan UGM : Yogyakarta.
Syarief Zein M. dan Sumoprastowo.RM 1984. Ternak Perah. CV Yasaguna . Jakarta.
Thau, T.D. 2004. Factors Affecting Technical Efficiency of Household Dairy Cattle Production in Two Communes of Gialam District, Hanoi. Journal of ISSAAS. Vol. 10. Number 1, June 2004. Page : 86 – 90.
Tuimin. 2008. Kasus Cacingan Padasapi Pedet (terhubung berkala). http://infovet.com [1 Januari 2011].
Wahyuni, Dimar Sari. 2008. Fermentabilitas dan degradabilitas in vitro serta produksi biomassa mikroba ransum komplit kombinasi rumput lapang, konsentrat dan suplemen kaya nutrient. [Skripsi]. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Wasdiantoro, H. 2010. Imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda pada penampilan produksi sapi sumba ongole yang diberi tiga macam ransum penggemukan. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Willamson, G dan W.J.A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. (Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (Terjemahan oleh : SGN Djiwa Darmaja).
Yusmichad Yusdja, Bambang Sayaka, and Reithmuller P. (1995), A Study Of Cost Structures Of Dairy Cooperatives and Farmer Incomes In East Java Reseach Institute for Animal Production and Departement of Economics, The University of Quensland, Australia.
loading...