Cara Menanam Dan Merawat Stevia Untuk Menghasilkan Teh Sehat dan Bersahabat Bagi Penderita Diabetes

Posted by Admin

loading...

Tanaman stevia ini berasal dari family Compositae dengan ciri-ciri batang bulat berbulu dan daun berwarna hijau serta bercabang banyak. Tanaman ini mampu tumbuh hingga mencapai tinggi 65 cm. Bagian daun dari tanaman inilah yang bisa diolah menjadi gula yang hampir tidak memiliki kalori. Tingkat kemanisan stevia ialah sekitar 200-300 kali gula tebu. Artinya stevia ini jauh lebih manis ketimbang gula tebu dan rendah kalori. Tentunya ini kabar baik bagi para penderita diabetes. Pada usia 40-60 hari setelah tanam maka tanaman stevia sudah bisa dipanen daunnya. Petiklah daun bagian pucuk dan daun daun cabang. Interval waktu hingga panen selanjutnya adalah sekitar 30-40 hari.

Stevia memang lebih populer di wilayah asalnya, Amerika Selatan, dan juga di Asia Timur seperti Jepang, China dan Korea Selatan. Di Paraguay, suku Indian Guarani telah menggunakan stevia sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu.

Ada sekitar 200 jenis stevia di Amerika Selatan, tetapi hanya Stevia rebaudiana yang digunakan sebagai pemanis. Tahun 70-an, stevia telah banyak digunakan secara luas sebagai pengganti gula. Di Jepang, 5,6% gula yang dipasarkan adalahstevia atau yang dikenal dengan nama sutebia. Stevia digunakan sebagai pengganti pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin.

Stevia memiliki beberapa keunggulan antara lain tingkat kemanisannya yang mencapai 200-300 kali kemanisan tebu serta rendah kalori sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Selain itu, stevia juga bersifat non-karsinogenik. Zat pemanis dalam stevia yaitu steviosida dan rebaudiosida tidak dapat difermentasikan oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam. Asam ini yang apabila menempel pada email gigi dapat menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu, stevia tidak menyebabkan gangguan pada gigi.
Stevia telah digunakan sebagai pemanis minuman teh lokal dan obat-obatan oleh penduduk asli Paraguay suku Guarani sejak ratusan tahun yang lalu. Rebaudiosida A(reb A), salah satu senyawa utama dalam gula stevia diberi status GRAS (generally recognized as safe= secara umum dianggapaman) oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikatpada tahun 2008 danUni Eropatahun 2011. Sejak saat itu, permintaan terhadap gula stevia meningkat dengan tajam, pada tahun 2010 penjualan ekstrak stevia seluruh dunia mencapai 3.500 ton dengan nilai pasar US$ 285 juta dan meningkat tiga kali lipat menjadi 11.000 ton pada tahun 2014.

Apa Itu Teh Stevia, Si Manis Yang Ramah Pada Penderita Diabetes, Apa Saja Manfaatnya?

Stevia diekstraksi dari daun tanaman yang masuk ke dalam famili Ateraceae, sering dikaitkan dengan tumbuhan daisy atau ragweed. Di Paraguay dan Brasil, sudah ratusan tahun, orang-orang menggunakan daun dari tanaman Stevia rebaudiana (Bertoni) untuk memaniskan makanan. Bahkan stevia digunakan untuk pengobatan tradisional untuk mengobati masalah perut, luka bakar, dan terkadang dipakai sebagai kontrasepsi di negara tersebut.

Macam-macam Manfaat Stevia 

Gula stevia merupakan glikosida yang tidak mengandung kalori sehinggasesuai untuk seseorang yang sedang melakukan diet gunamengurangi berat badan. WHOmemperkirakan lebih dari 1 miliar orang di dunia mengalami kelebihan berat badan dan 400 juta di antaranya termasuk kategori obesitas. Obesitas sudah dianggap masalah yang serius karena merupakan salah satu faktor risiko utama timbulnya berbagai penyakit lainnya. Jumlah penderita diabetes (diabetisi) juga meningkat dengantajam, termasuk di Indonesia. Hasil riset yang diterbitkan pada jurnal Diabetes Care melaporkan jumlah diabetisi di Indonesia pada tahun 2000 adalah 8,4 juta orang dan diperkirakan mencapai 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Gula stevia sesuai untuk diabetisi karena mempunyai indeks glikemik nol.
Sangat baik untuk penderita diabetes
Karena tidak memperberat kerja insulin, maka stevia baik dikonsumsi oleh penderita diabetes. Setiap konsumsi 1 gram stevia, maka terjadi penurunan gula darah sebanyak 18%. Penelitian di Jepang juga menunjukkan bahwa stevia menurunkan gula darah dan kadar insulin setelah makan. Menggunakan stevia dibandingkan gula akan sangat membantu untuk penderita diabetes. Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan Journal of Dietary Supplement, ada evaluasi tentang bagaimana stevia berpengaruh pada tikus yang terkena diabetes, lalu ditemukan tikus yang diberi sekitar 200 dan 500 mg setiap hari mengalami penurunan level gula darah, trigliserida,dan alkali fosfatase. Penelitian pada manusia juga menunjukkan mengonsumsi stevia sebelum makan dapat mengurangi level gula darah setelah makan dan insulin.

Mengurangi risiko kanker pankreas
Stevia mengandung sterol dan senyawa antioksidan (kaempferol, quercetin, asam chlorogenic, asam caffeic, isoquercitrin dan isosteviol) di dalamnya. Penelitian menemukan bahwa kaempferol dapat mengurangi risiko kanker pankreas sebesar 23 persen. Sebuah jurnal Food Chemistry yang dipublikasikan studi Kroasia menunjukkan stevia diduga memiliki manfaat potensial untuk pengobatan alami dari kanker usus, digabungkan dengan daun blackberry.

Menurunkan tekanan darah tinggi. 
Glikosida pada ektrak stevia ditemukan bisa melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan pengeluaran natrium, kedua hal tersebut dapat membantu dalam menjaga tekanan darah pada level yang sehat.

Menurunkan kolesterol jahat
Sebuah penelitian di tahun 2009 menemukan bahwa stevia membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik.

Mengurangi risiko kanker payudara
Kandungan stevioside dalam stevia membantu untuk mengurangi jalur stres tertentu yang menciptakan pertumbuhan kanker payudara.

Menurunkan berat badan
Mengonsumsi gula biasa memberikan kontribusi penambahan berat badan sebanyak 16%. Namun tidak demikian dengan stevia karena gula alami ini rendah kalori.

Mencegah gigi berlubang
Tidak seperti gula yang 'memberi makan' bakteri pada mulut dan membuat gigi berlubang, stevia justru dapat mengurangi plak yang membuat gigi berlubang.

Mencegah jerawat

Sifat anti bakteri dalam stevia membantu mencegah jerawat.

Melawan infeksi ragi
Karena stevia bersifat anti bakteri dan anti jamur, maka konsumsi stevia akan membantu dalam melawan infeksi ragi yang muncul.
Stevia termasuk tanaman hari pendek(short-day plant),yang terinduksi untukberbunga jikaperiode siang hari kurang dari panjang hari kritisnya (critical day length), untuk stevia adalah 13jam. Di daerah subtropik pada musim dingin, tanaman stevia cepat berbungasehingga hanya dipanen satu atau dua kali per tahun. Di Indonesia yang panjang harinya relatif sama sepanjang tahun, kecepatan tanaman stevia berbunga tidak bergantung pada musim. Steviadapat dipanen6-7 kali per tahunselama satu siklus hidup 2-4tahun.Tanaman inidikenal menyukai sinar matahari yang cukup sehingga sebaiknya ditanam di lahan terbuka. Penurunan cahaya sebanyak60% akan menghambat pembungaan danmenurunkan produksi biomassa tanaman. Namun, stevia sebagai tanaman sela di antara tanaman tahunan (kopi, kina, dan rasamala) di kabupaten Bandung tumbuhcukup baik 

Tentang Tanaman Stevia

Stevia dengan daun hijau
  • Diproses dari semua tipe stevia
  • Unik karena daun hijau stevia tidak mengandung kalori atau gula, tapi rasanya manis
  • Digunakan di Jepang dan Amerika Selatan selama ribuan tahun sebagai pemanis alami dan pengobatan
  • Memiliki rasa yang sangat manis, 30-40 kali lebih manis dibandingkan gula
  • Memiliki manfaat yang dikaitkan dengan level gula darah, kanker, kolesterol, tekanan darah tinggi
  • Cara mengonsumsinya yang baik adalah dengan mengonsumsi secukupnya
Perlahan tapi pasti, pasar stevia di tanah ari semakin lama semakin berkembang, seiring kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat. Dari lahan seluas satu ha, pebudidaya bisa menuai enam sampai delapan ton daun stevia kering dalam setahun. Satu kilogram (kg) daun stevia kering sama dengan 10 kg daun stevia basah. Artinya, dalam setahun lahan satu ha bisa menghasilkan 60 ton - 80 ton daun stevia basah.

Sementara harga daun stevia kering di tingkat petani saat ini mencapai Rp 40.000 per kg–Rp 50.000 per kg.  Harga daun stevia kering di pasaran saat ini lebih mahal dua kali lipat, sekitar Rp 100.000 per kg–Rp 150.000 per kg, Permintaan bibit stevia makin meningkat dari tahun ke tahun. Rata-rata bisa mencapai 20% hingga 30% per tahun.
Harga satu bibit tanaman stevia ukuran 10 cm15 cm sebesar Rp 10.000–Rp 15.000.  Jika bisa membudidayakan bibit stevia di lahan seluas 300 meter persegi (m²) maka bisa dihasilkan 10.000 bibit sampai 12.000 bibit tanaman stevia setiap tiga bulan sekali. Jika dihitung, maka omzetnya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Cara Budidaya Daun Stevia

Tanaman ini berasal dari family Compositae dengan ciri-ciri batang bulat berbulu dan daun berwarna hijau serta bercabang banyak. Tanaman ini mampu tumbuh hingga mencapai tinggi 65 cm. Bagian daun dari tanaman inilah yang bisa diolah menjadi gula yang hampir tidak memiliki kalori. Tingkat kemanisan stevia ialah sekitar 200-300 kali gula tebu. Artinya stevia ini jauh lebih manis ketimbang gula tebu dan rendah kalori. Tentunya ini kabar baik bagi para penderita diabetes.

Karena manfaatnya yang besar serta jumlah peminatnya yang semakin banyak dari waktu-kewaktu menjadikan permintaan pasar akan olahan daun stevia sangatlah tinggi. Maka dari itu kini daun stevia mulai dibudidayakan. Bagi anda yang ingin tahu cara budidaya daun stevia, berikut kami berikan panduan lengkapnya.

1. Persiapan Lahan
Tanaman stevia ini cenderung mudah tumbuh baik didataran rendah maupun di dataran tinggi. Maka dari itu pasti tidak akan terlalu sulit untuk menemukan lahan menanam stevia yang tepat. Paling tidak lahan untuk menanam stevia ini memenuhi beberpa kriteria berikut :
  • Terpapar cahaya matahari minimal 5 jam sehari
  • Memiliki pH tanah normal (antara 5,5-7)
  • Memiliki cukup kandungan usur hara
  • Kontur tanah gembur dan dekat dengan sumber air
Carilah lokasi yang memenuhi kriteria tersebut lalu cara budidaya daun stevia yang selanjutnya ialah menggemburkan tanah.

2. Penggemburan Tanah
Penggemburan tanah ini bertujuan untuk memudahkan perkembangan akar tanaman stevia. Anda bisa menggunakan cangkul atau traktor bajak tanah. Saat menggemburkan tanah anda bisa sekaligus membuat alur lubang pupuk dasar calon bedengan. Selin itu anda juga sebaiknya mengukur pH tanah menggunakan pH meter. Jika hasilnya dibawah 4,5 artinya tanah terlalu asam sehingga perlu ditaburi kapur dulomit secara merata terlebih dahulu.

Tanah yang terlalu asam tidak akan subur untuk ditanami karena bahkan bakteri pengurai pun akan sulit berkembang. Pemberian kapur dulomit pada tanah yang asam akan menurunkan kadar asam tanah sehingga mencapai angka pH ideal (5,5 – 7). Setelah tanah gembur, maka selanjutnya anda bisa memberi pupuk dasar dan membuat bedengan.

3. Pemberian Pupuk Dasar
Pupuk dasar ini berfungsi sebagai stok cadangan unsur hara utama pada bedengan nantinya. Maka dari itu bahan yang digunakan untuk membuat pupuk dasar sebaiknya berbahan dasar pupuk organik (pupuk kandang, pupuk kompos atau butran organik).

Lalu juga ditambahkan pupuk buatan yang mengandung unsur hara makro yaitu NPK. Pupuk yang anda gunakan bisa berupa pupuk NPK 15-15-15 dan SP 36. Perbandingannya ialah 50 (organik) : 1 (NPK)

Pupuk organik yang digunakan haruslah sudah siap diserap tanaman. Maka dari itu anda perlu mengubah pupuk organiknya menjadi bokashi terlebih dahulu dengan bantuan EM4. Cara paling praktisnya ialah dengan menggunakan butiran organik yang banyak dijual di toko-toko pertanian. Pupuk ditaburkan pada alur yang sudah dibuat lalu ditambahi taburan pupuk NPK. Setelah itu anda aduk dan cacah tanah dengan pupuk menggunakan cangkul atau mesin traktor rotari.

4. Pembuatan Bedengan
Bedengan dibentuk diatas pupuk dasar. Bedengan yang disarankan memiliki lebar 1 meter dengan tinggi sekitar 10 – 20 cm. Jarak antar bedengan (untuk pengairan) minimal 40 cm. Setelah bedengan dibentuk maka bedengan dilapisi dengan plastik mulsa. Pastikan bagian plastik yang berwarna perak ada diatas dan hitam dibawah.

Tujuan pemberian plastik mulsa ialah untuk mencegah tumbuhnya gulma dan tanaman liar pada bedengan yang nantinya malah dapat mencuri nutrii tanaman. Sampai tahap ini maka anda bisa mulai menyiapkan bibit daun stevia

5. Pembibitan Tanaman Stevia
Tanaman stevia ini bisa dibiakkan dengan metode generatif maupun vegetatif. Yang paling banyak digunakan untuk memperbanyak bibit stevia ialah teknik stek vegetatif karena cara ini dirasa lebih cepat dalam hal perbanyakan bibit. Untuk melakukan stek pada tanaman stevia maka anda bisa mengambil bagian batang maupun bagian pucuk tanaman. Yang harus anda perhatikan pada proses pembibitan dan cara budidaya daun stevia ini bahwa indukan yang dipakai haruslah tanaman yang masih muda dan berkayu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
  • Membuat naungan dari plastik tembus cahaya yang menutupi area indukan stevia sehingga suhu udara dan kelembaban area meningkat
  • Pertumbuhan akar dan tunas tanaman stevia akan berkembang pesat karena suhu dan kelembaban meningkat
  • Dalam 3-4 minggu setelah dirasa sudah banyak pertumbuhan pada batang tanaman maka batang dapat ditransplanting ke area bedengan Yaitu dengan cara memotong batang tunas baru yang muncul bersama akarnya lalu dipindah
Setelah siap dipindah ke bedengan, maka anda harus membuat lubang tanam di bedengan dengan jarak tanam sekitar 30 cm antar tanaman stevia.

6. Penanaman Bibit Stevia
Cara budidaya daun stevia yang selanjutnya ialah dengan menanam bibitnya pada bedengan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
  • Lubang tanam sebaiknya dikocor dengan insektisida dan fungisida
  • Kedalaman lubang tanam sekitar 10 cm dengan jarak minimal 30 cm antar lubang tanam
  • Kocor lubang dengan insektisida dan fungisida sebelum ditanami bibit stevia
  • Sirami bibit yang hendak ditanam di bedengan
  • Tanam bibit stevia pada waktu sore hari untuk mencegah tanaman layu karena terik matahari
  • Segera airi bedengan setelah selesai proses penanaman bibit stevia
Sampai disini maka proses cara menanam daun stevia sudah selesai. Maka tahapan cara budidaya daun stevia yang selanjutnya adalah proses perawatannya hingga masa panen.

7. Penyiraman Tanaman
Tanaman stevia yang ditanam di bedengan perlu disirami kira-kira 5-8 hari sekali dengan sistem lep (mengisi air dengan pompa air di bagian sela-sela bedengan. Jangan sampai tanah pada bedengan kering terlalu lama. Masa yang ideal ialah 7 hari sekali dimusim kemarau sedangkan dimusim hujan maka penyiraman tanaman stevia hampir tidak diperlukan.

Karena bedengan telah dilapisi plastik mulsa, maka penyiangan hamir tidak perlu dilakukan kecuali pada sela-sela bedengan anda bisa membersihkan rumput yang tumbuh setiap sebulan sekali menggunakan cangkul atau herbrisida.
Pemangkasan tanaman pertama kali dilakukan 3-4minggu setelah tanam untuk membentuk kerangka (frame) tanaman stevia yang seimbang dan kokoh. Tinggi pangkasan awal sekitar 10-15 cm dari permukaan tanah. Setelah dipangkas, dari batang tersisa akan muncul banyak tunas baru. Tunas-tunas baru tersebut dibiarkan 4-6 tunas dengan arah pertumbuhan yang menyebarrata. Pemangkasan berikutnya dilakukan setelah tunas baru mencapai tinggi 20-25cm pada ketinggian pangkas sekitar 20cm dari permukaan tanah. Pemangkasan berikutnya adalah pemanenanyang dilakukan secara rutin setiap 1,5-2 bulan tergantung pada kecepatan tanaman berbunga.
8. Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan pada tahap awal proses perawatan tanaman stevia ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman stevia muda. Walau demikian anda juga harus memperhatikan dosis dan interval pemberian pupuk susulan. Pupuk yang digunakan ialah larutan pupuk NPK 15-15-15 dengan perbandingan 1 gelas NPK untuk 40 Liter air. Larutkan pupuk lalu kocorkan secara merata pada tanaman. Interval pemupukan ialah 7-10 hari sekali (bisa sehabis menyiram)

9. Penanggulangan Hama dan Penyakit Tanaman Stevia
Kabar baik dari cara budidaya daun stevia adalah bahwa tanaman ini tergolong tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Namun demikian tentu saja masih ada peluang tanaman terserang penyakit dan hama tertentu. Nah daftar penyakit dan hama tanaman stevia adalah :
  • Kutu daun Aphis (menyerang pucuk daun)
  • Ulat grayak (menyerang daun)
  • Cendawan Poria Hipolateria (menyerang daun dan batang)
  • Fusarium Sp (penyebab layu fusarium)
Dari beberapa hama diatas maka kutu daun dan ulat grayak merupakan hama dari golongan serangga sehingga cara mengatasinya menggunakan insektisida. Sedangkan cendawan dan fusarium sp ini tergolong jenis jamur sehingga untuk mengatasinya harus dengan cara menyemprotkan fungisida intensitas tinggi. Serangan jamur umumnya terjadi dimusim penghujan dimana kelembaban udara sangat tinggi.
Penyiangan gulma dilakukan secara rutin dengan rotasi setiap bulan atau sesuai dengan laju pertumbuhan gulma. Stevia dikenal sangat lemah dalam bersaing dengan gulma terutama pada awal pertumbuhan. Penyiangan sebaiknya dilakukan sebelum gulma berbunga dan berbiji untuk mengurangi cadangan biji gulma di dalam tanah yang berpotensi menjadi masalahdi masa mendatang.Penggunaan mulsa menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi tenagapenyiangan.Gulma hanya tumbuh dari lubang tanam di sekitar tanamandan di jalur antar-bedengan. Pertumbuhan gulma akan jauh menurun setelah tajuk tanaman stevia menutup permukaan tanah.Daun gulma terutama gulma berdaun lebar yang tercampur dengan daun stevia saat dipanen akan menurunkan mutu daun stevia.
10. Panen Daun Stevia
Setelah melewati berbagai tahapan dalam proses cara budidaya daun stevia maka pada usia 40-60 hari setelah tanam maka tanaman stevia sudah bisa dipanen daunnya. Petiklah daun bagian pucuk dan daun daun cabang. Interval waktu hingga panen selanjutnya adalah sekitar 30-40 hari.

Ingatlah untuk tidak menunggu masa panen terlalu lama karena daun yang terlalu tua akan berkurang tingkat kemanisannya. Anda juga bisa menggunakan tinggi tanaman serta kerimbunan daunnya sebagai indikasi untuk segera dilakukan pemanenan.

11. Perawatan Pasca Panen Daun Stevia
Karena tanaman stevia ini tidak hanya satu kali dipanen, maka anda juga perlu melakukan perawatan pasca panen. Tujuannya ialah untuk menjaga produktifitas tanaman untuk panen selanjutnya. Yang perlu anda lakukan ialah dengan melakukan pemupukan susulan guna menjaga pertumbuhan daun dan cabang baru.

Anda bisa membuat lubang diantara dua tanaman untuk dikocor dengan pupuk NPK 15-15-15. Hanya saja kali ini dosisnya ditingkatkan menjadi 2-3 kali lipat.

loading...

FOLLOW and JOIN to Get Update!

1001 Cara dan Tips Updated at: 08:16
loading...