Macam-macam Cara Membasmi Tikus Sawah Menggunakan Bahan-bahan Alami

Posted by Admin

loading...


Tikus sawah, Rattus argentiventer, adalah tikus yang mudah dijumpai di pedesaan dan perkotaan di penjuru Asia Tenggara dan Asia. Tikus adalah hama kedua terpenting pada tanaman padi di Indonesia. Hama ini harus diperhatikan khusus. Karena kehilangan hasil produksi akibat serangan hama tikus sangat tinggi. Usaha untuk mengendalikan tikus ini sudah banyak dilakukan oleh para petani, mulai dari fisik, cara hayati, sanitasi, kultur teknik, mekanik dan kimia. Tetapi diakui, bahwa dengan cara pengendalian itu bulum optimal, sehingga harapanuntuk menekan populasi tikus sangatlah sulit.

Beberapa Tips Dan Cara Mudah Mengusir Tikus Sawah Secara Alami

Pada umumnya, tikus sawah (Rattus orgentiventer) tinggal di pesawahan dan sekitarnya, dan perkebangbiakan tikus sangatlah cepat. Jika secara teori, tikus berkembang biak menjadi 1.270 ekor per tahun dari satu pasang ekor tikus. hal ini menggambarkan betapa pesatnya populasi tikus dalam setahun. Perkembangan tikus banyak dipengaruhi faktor lingkungan, terutama ketersediaannya sumber makanan dan populasi tikus akan meninglat berkaitan dengan puncak pada masa generatif.

Kegiatan tikus biasanya sangat aktif pada malam hari dan kegiatan hariannya sangat teratur mulai dari mencari makanan, minum dan mencari pasangan.Untuk menghindari dari lingkungan yang tidak menguntungkan, tikus membuat sarang pada daerah yang lembab, berdekatan dengan sumber air dan makanan seperti di batang pohon, sela-sela batu, tanggul, jalan kereta api dan perbukitan yang kecil.

Petani harus dapat membedakan mana yang disebut tikus sawah dan mana tikus rumah. Pada umumnya,tikus salah selain melakukan aktivitasnya di sawah, juga dapat melakukan aktivitasnya di rumah. Sedangkan tikus rumah (Rattus ratusdiardii) hanya melakukan aktivitasnya hanya di rumah saja.

Bahan dan Cara Membuat serta Menggunakannya Untuk Mengusir Tikus Sawah :
  • Singkong dikupas, tak usah dicuci lalu diparut, diaduk dengan air kelapa hijau lalu dikukus kira-kira 40 derajat, letakkan dilubang yang sering dilewati Tikus agar dimakan. Tikus yang memakannya akan menjadi mandul.
  • Buah kolang-kaling muda, dicacah (gunakan sarung tangan waktu mencacah) karena gatal. Letakkan dilubang/jalan tikus. Tikus yang terkena akan gatal-gatal dan akan mencari temannya. Ketika temannya tersenggol akan ikut gatal juga sehingga Tikus akan gatal-gatal massal, sehingga gerombolan tikus akan pindah. 
  • Buah Maja, dibelah jadi 4 bagian atau 8 bagian, ditaruh di pinggir sawah. 
  • Gunakan buah mengkudu, buah yang satu ini selain memiliki khasiat yang besar untuk kesehatan juga berfungsi sebagai alat untuk menjauhkan dari tikus karena dapat memberikan bau yang sangat menyengat. Petani bisa menggunakan buah ini dan diamsukan ke lobang yang merupakan jalanya tikus.
  • Beri warna pada tikus, jika anda mendapatkan tikus janganlah langsung dibunuh karena tikus yang kita tangkap dapat berfungsi untuk menakuti tikus lainya. Cara yang digunakan ialah beri warna mencolok seperti merah atau biru,dan lepaslah tikus dan biarlah dia kembali ke asalnya.
  • Membakar lubang jalan tikus, fungsinya ialah untuk menjauhkan tikus dari sawah dengan asap yang mengepul masuk ke lubang. 
Tikus sawah merupakan hama penting tanaman padi yang tiap tahun serangannya lebih dari 17 % dari total luas arel padi. Hal ini disebabkan karena pengendalian hama tikus oleh petani selalu terlambat, karena mereka mengendalikan setelah terjadi serangan dan kurangnya monitoring oleh petani.
Setidaknya ada sembilan cara pengendalian hama tikus sawah:
1. Tanam dan panen serempak.
Dalam satu hamparan, diusahakan selisih waktu tanam dan panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut untuk membatasi tersedianya pakan padi generatif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan tikus yang terus menerus.
2. Sanitasi habitat.
Dilakukan selama musim tanam padi, yaitu dengan cara membersihkan gulma dan semak-semak pada habitat utama tikus yang meliputi tanggul irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang, parit, saluran irigasi, dll. Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang (tinggi dan lebat pematang) kurang 30 cm agar tidak digunakan sebagai tempat bersarang.
3. Gerakan bersama (gropyokan massal).
Gerakan ini dilakukan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh petani. Gunakan berbagai cara untuk menangkap/membunuh tikus seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya.
4. Fumigasi/pengemposan.
Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakukan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi.
5. Trap Barrier System (TBS).
TBS dengan tanaman perangkap diterapkan terutama di daerah endemik tikus dengan pola tanam serempak. TBS berukuran 20 x 20 m dapat mengamankan tanaman padi dari serangan tikus seluas 15 ha.
6. Linier Trap Barrier System (LTBS).
LTBS berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam.
7. Memanfaatan musuh alami.
Cara termudah ini adalah dengan tidak mengganggu atau membunuh musuh alami tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular tikus, dan lain-lain.
8. Rodentisida,
Merupakan cara kedelapan ini, digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat bera atau awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan.
9. Cara pengendalian lokal lainnya.
Dengan memanfaatkan cara pengendalian tikus yang biasa digunakan petani setempat, seperti penggenangan sarang tikus, penjaringan, pemerangkapan, bunyi-bunyian, dan cara-cara lainnya.

Tikus yang telah terbunuh/tertangkap hanya merupakan indikasi turunnya populasi. Yang perlu diwaspadai adalah populasi tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim tanam padi.

Disamping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil. Cara monitoring antara lain dengan melihat lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar.

sumber http://dintanpangan.temanggungkab.go.id/home/berita/124/teknik-pengendalian-hama-tikus-sawah dan sumber lainnya.

loading...

FOLLOW and JOIN to Get Update!

1001 Cara dan Tips Updated at: 06:56
loading...