Penyebab Harga Perkutut Bisa Mahal Hingga Ratusan Juta Rupiah

Posted by Admin

loading...

Marga perkutut-perkututan (Geopelia sp.) sendiri terdiri atas tiga jenis. Satu, Geopelia cuneata (perkutut Australia). Secara garis besar bulunya coklat keabuan, terdapat totol-totol putih pada sayap, dan kulit sekitar matanya berwarna merah. Panjangnya sekitar 7,6 inchi. Perkutut tutul ini berdomisili di Australia Tengah dan Utara. Dua, Geopelia humeralis (perkutut besar). Punggungnya bergaris-garis kelam, dada dan leher berwarna biru keabuan, pundak dan kuduk merah tembaga, bagian bawah warnanya merah jambu, serta sayapnya bergaris coklat tua. Perkutut dengan panjang 11 inchi ini berdomisili di Australia Utara dan Timur Laut (untuk subspesies G.h. humeralis), serta di Indonesia (untuk subspesies G.h. gregalis).

Tiga, Geopelia striata. Kepala dan leher biru keabuan, sekitar mata berwarna kehijauan, sayap coklat tua, dan panjangnya kurang-lebih 9 inchi. Inilah sebenarnya spesies perkutut yang biasa dilombakan. Perkutut belang ini masih banyak jenisnya, yaitu : G.s. clelaudi di Australia Barat; G.s. tranquila di Australia Tengah; G.s. placida di Australia Utara dan Indonesia (Irian); G.s. papua di Indonesia (Irian bagian selatan); G.s. audacis di Kepulauan Kei dan Tanimbar; G.s. maungeus di Indonesia (Sumba dan Sumbawa) serta Timor, G.s. striata di Birma Selatan sampai Filipina, dan Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, serta lombok.)

Burung perkutut yang pada zaman Kerajaan Majapahit, yaitu pada masa Prabu Brawijaya V (raja Majapahit terakhir-red) dipercaya sebagai jelmaan pangeran dari Pajajaran, Joko Mangu, sampai saat ini masih tetap digemari masyarakat. Bahkan, burung yang suara merdunya kerap dilombakan ini harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Ketua Bidang Lomba Tingkat Nasional pada Komunitas Pecinta Burung Perkutut Gunawan, mengungkapkan, perkutut yang harganya bisa mencapai ratusan juta ini adalah perkutut yang sudah menjadi juara. Karena, selain dinyatakan sebagai perkutut berkualitas terbaik, perkutut yang menjadi juara dalam setiap lomba ini juga memiliki nilai gengsi yang cukup tinggi.

"Di setiap perlombaan itu memang tidak ada hadiahnya, hanya piala. Tapi ketika burung itu mendapatkan juara, itu harganya akan melejit dengan sendirirnya. Kenapa harganya menjadi sangat mahal, karena pemilik perkututnya juga punya uang, dan pembelinya sama-sama punya uang," ujar Gunawan kepada merahputih.com.

Salah seorang penggemar burung perkutut, Komedian Srimulat Nurbuat mengaku, perkututnya pernah ditawar dengan harga Rp150 juta. Perkutut seharga Rp150 juta milik Nurbuat ini, adalah perkutut yang mendapatkan juara 4 besar dalam sebuah ajang kontes suara alam burung perkutut tingkat nasional. Untuk koleksi perkututnya sendiri, Nurbuat mengaku mengambil dari salah seorang peternak burung perkutut di Bekasi.

Untuk diketahui, harga normal burung perkutut berbeda-beda, mulai dari harga Rp250 ribu hingga Rp1 juta. Perkutut hitam rata-rata harganya Rp1 juta, perkutut Jawa Rp250 ribu, perkutut krem atau coklat Rp500 ribu, perkutut putih antara Rp400 ribu hingga Rp650 ribu, perkutut Sumatera Rp100 ribu, perkutut racing Rp250 ribu dan perkutut Bangkok Rp250 ribu.

Perkutut Gajahmada Berharga 650 Juta

Perkutut bernama Gajahmada, tidak hanya fenomenal saat di lomba, tapi juga mencatat rekor penjualan tertinggi sebesar Rp 650 juta saat dibeli kembali oleh peternaknya Bambang Terminal 3 tahun lalu. Meski menggeluarkan kocek yang tidak sedikit, namun Bambang terminal justru menggeruk keuntungan besar, terutama saat menjual anak-anakan dari Gajahmada.

Selain mencatat sejarah transaksi penjualan perkutut bangkok tertinggi sepanjang sejarah, perkutut tanah air, trah Gajahmada juga mencatat rekor bokingan antri anakan tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar Rp 75 juta sepasang.

Meski nilai bokingan sangat tinggi, namun peminat anak Gajahmada tetap saja mengalir. Bahkan penjualan anak Gajahmada mampu terjual hingga negara tetangga Thailand dan Malaysia. Yang menariknya, walaupun usia Gajahmada tidak muda lagi, namun harga bokingan tetap tinggi, apalagi belakangan Terminal BF selaku pemilik Gajahmada, sukses mengembangkan anak-anak Gajahmada menjadi perkutut jawara, tentu saja semakin menarik peternak untuk memiliki anak Gajahmada.

Kedahsyatan nilai jual trah Gajahmada juga diakui Anang Teratai, pemilik Teratai BF Semarang ini merasa beruntung bisa mendapatkan trah Gajahmada dari Terminal BF Surabaya. Selain mudah mencetak perkutut bagus, juga nilai jual anakanya ikut terkatrol naik. Menurut Anang Teratai, perkutut yang mempunyai trah terfavorit saat ini ya Gajahmada, “Jadi kalau mau cepat sukses di breeding perkutut Anang menyarankan agar peternak juga mengkoleksi trah Gajahmad bisa cucunya, cicitnya dan lain-lain. Pokoke Gajahmada,” jelas Anang.

Lomba Perkutut HB Cup Tingkat Nasional

LOMBA perkutut tingkat nasional, Piala Raja Hamengku Buwono (HB) Cup selalu diikuti perkutut-perkutut kualitas istimewa. Seperti halnya Piala Raja HB Cup XXX-2019 di Alun-alun Selatan Kraton Yogyakarta, Minggu (15/9), perkutut bernama Bima milik HM Suparjo asal Semarang terpilih menjadi juara I kelas dewasa senior, sebab punya dasar suara, irama serta suara depan, tengah dan ujung yang istimewa.

Juara II ditempati Barkah milik Kades Gunung Jati ( Sampang) dan juara III Konsulat milik H Iwan (Jombang). Sedangkan juara I kelas dewasa yunior, yaitu Halmahera – H Gunawan (Bangkalan), II Tiger Wood – Soni H (Surabaya) dan III Anak Manja – Team MTT (Sampang).



Mewakili Sri Sultan Hamengku Buwono X, GBPH H Prabukusumo Spsi dalam sambutan pembukaan mengungkapkan, merasa senang perkembangan jagat perkutut terus meningkat. Lomba-lomba perkutut bergengsi juga rutin tergelar, satu di antaranya Piala Raja HB Cup yang tahun ini sudah ke-30 kali. Dengan digelarnya kegiatan ini juga banyak manfaat yang bisa didapat, misalnya memotivasi usaha penangkaran atau pelestarian perkutut.

“Bahkan tak hanya soal pelestarian saja, namun ada banyak manfaat lain seperti bagi penjual pakan perkutut, pembuat sangkar dan jika dilombakan melibatkan banyak peserta dari berbagai daerah akan berdampak bagus pada bidang pariwisata. Maka sudah selayaknya berbagai pihak termasuk pemerintah seperti lewat BKSDA ikut berperan dalam pelestarian perkutut,” tutur Gusti Prabu sapaan akrab GBPH Prabukusumo yang juga penasihat Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Pusat.

Saat prosesi pembukaan, antara lain ada persembahan tari-tari, kirab trofi bergilir Mahkota Raja oleh bergada prajurit Kraton Yogyakarta, selanjutnya diserahkan kepada Gusti Prabu. Lalu diserahkan kepada Singgih Raharjo (Kepala Dinas Pariwisata DIY), diteruskan ke H Zaenuri (P3SI Pusat), Suyanto (P3SI Pengwil DIY) dan terakhir diterima Benny K (ketua panitia Piala Raja HB Cup XXX). Selain itu ada pelepasan burung perkutut ke alam, sebelum lomba dimulai.

Adapun yang berhasil menjadi juara pada kelas piyik senior, yakni I Keysha – Team GM (Sampang), II Indrapura- Heri R (Blitar) dan III Bintang Difa- H Arif F (Cilangkap). Kelas piyik yunior, juara I Papua – H Gunawan (Bangkalan), II Padang – H Gunawan (Bangkalan) dan III Surya Naga – Sie Peng AN (Banyumas). Kelas hanging, juara I Kian Santang – H Jay/H Reyhan (Binuang), II Suara Sakti – Hartono (Cirebon) dan III Rindu Agung – Jati (Purworejo).

loading...

FOLLOW and JOIN to Get Update!

1001 Cara dan Tips Updated at: 19:27
loading...