Itik serati adalah itik yang merupakan hasil perkawinan anatar entog jantan dengan dengan itik betina.
Keuntungan Memelihara Itik Serati
- Mempunyai produkttifitas lebih tinggi.
- Mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat
- Mempunyai kadar lemak rendah.
- Mempunyai kadar protein tinggi.
Itik ini merupakan hasil perkawinan silang antara Entog Jantan dengan Itik Betina untuk menghasilkan itik pedaging yang berkualitas tinggi. Itik Serati untuk pedaging sudah diproduksi secara komersial di beberapa Negara asia, akan tetapi di Indonesia itik tersebut belum berkembang secara komersial.
Akhir akhir ini perkembangan itik pedaging di Indonesia semakin meningkat semenjak peternak menggemukkan itik jantan sebagai itik pedaging dan kemudian menjualnya dengan harga yang bagus. Saat ini banyak restoran di beberapa kota menyediakan daging itik yang sudah dimasak dengan memakai berbagai macam bumbu.
Penampilan Ciri Itik Serati Dari Umur 1-8 Minggu
Umur | Konsumsi Pakan Komulatif | Pertambahan Bobot Badan Komulatif | FCR |
(Minggu) | (gram/ekor) | (Gram/ekor) | Komulatif |
2 | 616 | 263 | 2.34 |
4 | 1981 | 745 | 2.66 |
6 | 3878 | 1384 | 2.88 |
8 | 5871 | 1783 | 3.29 |
Itik Jantan Umur 9 Minggu | 5327 | 1259 | 4.29 |
(sebagai pembanding) |
Di Kalimantan, itik afkir dimasak dan dijual sebagai itik panggang, di Jawa orang makan itik goreng dan di Bali dikenal dengan nama masakan “betutu” yaitu masakan itik dengan bumbu ditaburi dengan jeruk limau dan dipanggang.
Sistem Reproduksi
Itik serati yang ada di masyarakat pedesaan merupakan kawin silang antara itik jantan dengan entog betina yang kawin secara alami. Entog betina menghasilkan telur lebih sedikit daripada itik biasa. Oleh karena itu, kawin silang antara Entog jantan dengan itik biasa dengan menggunakan program Inseminasi Buatan (IB) akan menghasilkan produksi itik serati lebih banyak disbanding kawin alami yang terjadi di pedesaan.
Akan tetapi, persilangan antara entok dan itik mempunyai kendala yaitu rendhnya fertilisasi telur. IB merupakan salah satu teknologi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan fertilitas dan daya tetes telur. Kawin silang antara entog dan itik tersebut akan menghasilkan keturunan yang mandul
Penampilan Ciri Itik Serati
Itik ini tumbuh lebih cepat dibanding dengan itik jantan yang digemukkan. Itik serati pada usia delapan (8) minggu mencapai bobot badan 1.8 kg sedangkan itik jantan yang digemukkan hannya 1,3 kg atau dengan kata lain itik serati tumbuh ½ kg lebih cepat dibanding itik jantan yang digemukkan.
Begitupula pemakaian pakan itik serati jauh lebih baik dibanding dengan itik jantan yang digemukkan. Itik serati hanya memerlukan 3,29kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot badan dibandingkan dengan itik jantan yang digemukkan memerlukan pakan sebanyak 4,24 kg. Hasil penelitian mengenai itik serati menunjukkan bahwa daging dan dadanya lebih banyak dibandingkan dengandaging itik biasa. Begitu pula itik daging itik serati dilaporkan tidak amis.
PEDOMAN TEKNIS DAN CARA BUDIDAYA ITIK
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
2. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
4. Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
1. kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
2. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
3. kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
5. Kondisi kandang dan perlengkapannya
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen
2. Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1. Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
1. membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
2. memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
3. membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
2. Perawatan bibit dan calon induk
1. Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan
minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
2. Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
3. Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
3. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2. Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
1. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
2. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
3. umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
4. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
1. umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
2. umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
3. umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4. Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1. penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2. penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2. Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.
Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
8. PANEN
1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
2. Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga
9. PASCAPANEN
Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
1. Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
2. Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
3. Pengawetan telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
4. Pengawetan telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
5. Pengawetan telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3 minggu.