Belgian Blue adalah jenis sapi potong dari Belgia. Ini juga dikenal sebagai Race de la Moyenne et Haute Belgique. Nama alternatif untuk jenis ini termasuk Belgian Blue-White; Belgian White dan Blue Pied; Belgia Putih Biru; Biru; dan Blue Belgian.
Sapi Belgian Blue dikenal dengan banyak nama. Hal ini diperkirakan karena banyak istilah yang digunakan orang Eropa untuk menyebut sapi ini. Breed ini mempunyai nama diantara lain : Race de la Moyenne et Haute Belgigue, Belgian Blue-White dan Belgian White-and-Blue Pied. Penamaan ini didasari dari warna fisik sapi tersebut, seperti putih, roan biru, hitam atau bahkan merah. Untuk Indonesia sendiri, sapi ini dikenal dengan nama Belgian Blue.
Sapi Belgian Blue jantan pertama di Indonesia lahir pada tanggal 30 Januari 2017 di Balai Embrio Transfer, Bogor. Sapi ini diberi nama Gatotkaca. Pada ulang tahun yang pertama bobot badannya telah mencapai 377 kg. Sedangkan sapi Belgian Blue betina pertama di Indonesia lahir 9 Desember 2017 dan diberi nama Srikandi.
Terdapat tiga poin penting dalam merawat sapi Belgian Blue. Pertama adalah manajemen pakan sapi keturunan Belgian Blue, Kedua manajemen pakan sapi bunting, dan Ketiga pengamatan kesehatan sapi keturunan belgian blue.
Manajemen pakan sapi keturunan Belgian Blue(pedet): Sapi keturunan belgian blue hendaknya diberikan kolostrum setelah kelahiran 4-5 hari. Setelah pedet lepas kolostrum diberikan pula susu sampai dengan 2 minggu minimal 2 liter/hari. Pedet yang berumur 2-4 minggu diberi susu minimal 4 liter/hari atau susu pengganti 0,2 kg/hari dan mulai dikenalkan pakan kering. Pedet yang berumur 4-8 minggu porsi pemberian susunya ditingkatkan menjadi 5-6 liter/hari, atau susu pengganti 0,5 kg/hari dan pakan kering 0,8 kg/hari. Diberikan pula konsentrat dengan kandungan nutrien: kadar air maksimal 14 %, kadar protein maksimal 14%, kadar energi (TDN) minimal 70%. Kemudian pedet umur 8 minggu sampai lepas sapih (6 bulan) jumlah pemberian susu dikurangi, hijauan dan pakan kering ditambah. Pemberian hijauan dan konsentrat sesuai dengan kebutuhan sapi dan air minum disediakan ad libitum (terus-menerus).
Manajemen Pakan Sapi Bunting: Perlakuan pemberian pakan bagi induk bunting berbeda dengan pedet atau induk tidak bunting. Pemberian pakan pada sapi bunting harus dihitung terlebih dahulu berapa kebutuhan nutrien yang mencakup bahan kering, protein, energi, vitamin, dan mineral. Kemudian disediakan pakan sapi bunting sesuai dengan kebutuhannya baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Bahan kering1,5-3% dari bobot badan). Pakan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kandungan nutrien pakan konsentrat yakni: kadar air maksimal 14 %, kadar protein maksimal 14%, kadar energi (TDN) minimal 70%. Kemudian dilakukan diet pakan dengan cara mengurangi pakan konsentrat mulai bulan ketujuh kebuntingan, dan tetap diberikan air minum secara ad libitum.
Pengamanan kesehatan sapi. Pengamanan kesehatan sapi Belgian Blueini dimulai dari tahap awal yaitu lahirnya pedet. Perawatan pedet yang baru lahir: hidung, mulut dan badan diberihkan dari lendir post partus, kemudian pernafasan diperiksa. Apabila pedet belum dapat bernafas, pedet dibantu dengan nafas buatan yaitu dengan menekan bingkai dada berkali-kali atau dengan mengangkat kaki depan. Apabila nafas terganggu oleh lendir yang ada di mulut dan tenggorokan, maka lidah ditarik keluar dan lendir dibersihkan. Tali pusar diikat 2 cm dari pangkal pusar, kemudian tali pusar dipotong hingga tersisa 2 cm dari pengikatan dan diberikan larutan iodin povidon 10%. Pedet dipindahkan ke kandang yang telah diberi bedding. Setelah pedet dilahirkan segera diberikan kolostrum (kolostrum yang dikeluarkan induk 12 jam setelah melahirkan memiliki antibodi tertinggi).
Setelah perawatan pedet maka selanjutnya adalah pengamanan kesehatan sapi Belgian Blue. Pengamanan sapi Belgian Blueini dimulai dengan menetapkan petugas khusus untuk menangani sapi keturunan Belgian Bluedan tidak melakukan penanganan ternak ruminansia di luar tempat tugasnya. Petugas tersebut hendaknya melakukan pengamatan ternak setiap hari dengan memperhatikan kemungkinan adanya ternak yang memperlihatkan gejala klinis penyakit. Apabila dijumpai gejala penyakit tertentu, maka dilakukan diagnosa, isolasi, dan pengobatan. Selanjutnya adalah pengambilan spesimen untuk diuji di laboratorium Balai Besar Veteriner atau Balai Veteriner untuk peneguhan diagnosa penyakit. Petugas juga hendaknya memberikan obat cacing saat umur 8 minggu, kemudian setelah umur 8 bulan dan saat umur 1 tahun, dan diulang setiap 1 tahun sekali (untuk kasus tertentu akan disesuaikan dengan jenis infeksi parasit). Vitamin dan mineral tambahan diberikan sesuai kebutuhan, dan hendaknya petugas melakukan surveilanpenyakit 6 bulan sekali
Tubuh besar dan berotot
Belgian Blue dapat dikenali dengan mudah dari bentuk tubuhnya yang besar dan berotot. Sapi ini telah digadang-gadang mempunyai otot ganda (double muscled). Sapi dengan double muscled adalah hasil seleksi Pemerintah Belgia sejak tahun 1920. Double muscled atau hipertrofi otot tersebut muncul disebabkan adanya mutasi gen myostatin (GDF-8). Selain itu juga disebabkan adanya penurunan protein turn over. Hal ini mengakibatkan peningkatan masa otot dan menurunnya deposisi lemak sehingga menghasilkan carcas yield (mencapai 80%) dan meat yield (mencapai 85%) yang lebih tinggi dibandingkan sapi jenis lainnya. Bailey (1982) menjelaskan bahwa kekurangan dari daging sapi double muscled adalah berwarna pucat, citarasa yg kurang dan rendahnya daya ikat airSecara penampakan luar, sapi ini mempunyai bahu, punggung, pinggang dan pantat berotot.
Bobot Sapi Belgian Bluerata-rata 1 ton
Keunikan lain dari sapi ini adalah bobot kulit dan organ dalam (jeroan) yang hanya 15%. Sehingga tidak banyak cukup ruang untuk mencerna rumput dalam lambungnya. Konsekuensinya sapi ini lebih cocok diberikan pakan berupa konsentrat, biji-bijian dan bungkil kedelai.
Jinak dan tidak tempramental
Walaupun secara penampakan terlihat garang dengan otot yang besar, namun sapi ini mempunyai sifat yang jinak dan tidak tempramental. Sikap jinak dan tidak tempramental ini berasal dari nenek moyang sapi ini. Akantetapi, dalam berhadapan dengan pejantan lain, keberanian sapi ini tidak perlu diragukan lagi.
Kelahiran dengan operasi
Fakta mengejutkan lainnya terdapat pada metode kelahiran sapi ini. Data menunjukkan, pada perkawinan antara Belgian Blue murni, terdapat 90% kasus kelahiran harus melalui tahap operasi caesar. Berat dan ukuran pedet anak sapi Belgian Blue murni bisa sangat tinggi, sehingga kelahiran alami sangat sulit dilakukan. Hal ini sering menjadi masalah tersendiri bagi peternak di Belgia.
Akantetapi peternak di Belgia berpendapat bahwa melahirkan anak sapi tidak menimbulkan masalah, apabila sapi jantan Belgian Blue dibiakkan dengan sapi jenis lain. Ada klaim dikalangan mereka bahwa melahirkan anak sapi dari Sire Belgian Blue jauh lebih mudah daripada Charolais, Simmental atau Friesian. Hal ini dapat menjadi alternatif lain yang harus dicermati.
Sapi Belgian Blue Dwifungsi
Belgian Blue ternyata merupakan jenis ternak dwi fungsi. Selain penghasil daging yang baik, sapi ini juga mempunyai kemampuan produksi susu yang cukup bagus. Walaupun dapat memproduksi susu dengan baik, namun sapi ini cenderung sulit untuk diperah. Hal ini disebabkan oleh struktur tubuh yang besar dan berotot terutama pada bagian belakang, menyebabkan ambing berbentuk kecil dan tersembunyi. Pada 1 kali periode laktasi, rata-rata sapi Belgian Blue mampu menghasilkan sekitar 4.000 kg dengan kandungan 3,23% protein dan 3,48% lemak.
Kemampuan konversi pakan baik
Ternak ini mempunyai kemampuan konversi pakan yang sangat baik. Menurut beberapa penelitian, Belgian Blue memiliki kenaikan berat badan harian yang lebih tinggi daripada sapi jenis lain, seperti Charolais. Namun, pada proses pemeliharaannya, sapi ini membutuhkan pakan yang mengandung energi tinggi dengan jumlah besar. Hal ini disebabkan karena cara tubuh mereka mengkonfersi pakan menjadi otot. Dengan kemampuan konversi pakan yang sangat baik, maka secara umum sapi Belgian Blue membutuhkan pakan yang lebih sedikit dari pada sapi jenis lainnya.
Sapi Belgian Blue Memiliki Presentase Karkas Tinggi
Komposisi karkas pada sapi Belgian Blue tergolong tinggi. Komposisi kulit yang tipis dan organ dalam (jeroan) yang kecil membuat sapi ini dapat menghasilkan karkas hingga 80%. Apabila sapi Belgain Blue disilangkan dengan breed lainnya, maka dapat meningkatkan komposisi karkas hingga 7 %. Komposisi karkas Belgian Blue lebih besar 20 % jika dibandingkan dengan sapi lainnya.
Daging sapi Belgian Blue memiliki tingkat kualitas rasa yang mirip dengan Angus. Komposisi marbling lebih rendah 16 % dibanding jenis sapi lainnya. Rasio daging dan tulang yang sangat baik, dikarenakan ukuran kerangka mereka sama dengan sapi lainnya sementara komposisi daging 20% lebih banyak.
Pengembangan di Indonesia
Pemerintah melalui Kementan melakukan pengembangan sapi Belgian Blue sejak awal tahun 2018. Proses pengembangan sapi Belgian Blue ini merupakan satu upaya untuk meningkatkan jumlah produksi daging sapi dengan cara meningkatkan produktifitas daging sapi per ekor. . Pengembangan sapi ini dilakukan melalui mekanisme transfer embrio (TE) dan inseminasi buatan (IB) di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. Pemerintah berharap dengan segala keunggulannya, sapi Belgian Blue dapat membantu mewujudkan swasembada daging nasional.
Tantangan Sekaligus Kelemahan Dalam Pengembangan Sapi Belgian Blue di Indonesia
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Sugiono saat meninjau Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Sabtu (10/3) mengakui, ada beberapa kelemahan dalam pengembangan sapi BB yakni sering terjadi kesulitan melahirkan, sehingga memerlukan tindakan SC (section caesarea) pada anak hasil transfer embrio (TE).
Dengan kelemahan itu, menurut Sugiono, memerlukan menajemen pemeliharaan dan pakan untuk mendukung metabolisme tubuhnya agar pertumbuhan otot dapat berkembang secara normal. Karena itu, ada beberapa aspek lain yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kesuksesan pengembangan sapi BB.
Pertama, pengetahuan dan skill dalam memelihara. Kedua, metode pemeliharaan dan penanganan pedet yang baru lahir sampai berumur enam bulan. Ketiga, kondisi temperature dan suhu di Indonesia yang cenderung lebih panas dibandingkan lingkungan aslinya.
Untuk itu dalam pengembangan sapi BB, Kementerian Pertanian telah membentuk Pokja dan Tim Pakar Pendamping, serta melibatkan perguruan tinggi (IPB dan UGM). Sedangkan untuk menjaga kemurnian sapi BB, BET Cipelang sendiri sudah melakukan pelatihan transfer embrio kepada petugas sebanyak 30 orang di UPT terkait, pengadaan embrio sapi BB 900 dosis hingga pelatihan caesare untuk anak hasil transfer embrio.
Sampai Maret 2018, BET sudah berhasil melakukan TE sebanyak 372 embrio. Dari jumlah tersebut dilahirkan sebanyak 20 ekor sapi hasil IB dari persilangan dengan Simental, Limousin dan FH serta hasil transfer embrio sebanyak 3 ekor. "Saat ini, yang bunting dari hasil TE ada 10 ekor dan IB sebanyak 36 ekor," kata Kepala Embrio Ternak, Oloan
Name Belgian Blue, Other Names Blanc-Bleu Belge, Belgisch Witblauw, Belgian Blue-White, Belgian White and Blue Pied, Belgian White Blue, Race de la Moyenne et Haute Belgique and Blue.
Source:
https://www.thatsfarming.com/news/belgian-blue
https://beef2live.com/story-belgian-blue-0-105169
http://www.thecattlesite.com/breeds/beef/8/belgian-blue/