loading...
Inilah 5 Jenis Sapi Potong Yang Banyak Dipelihara di Indonesia, Ciri-ciri dan Karakternya
Sapi Madura, Jenis Sapi Potong Bertulang Kecil dan Tahan Cuaca Ekstrim
Sapi Madura adalah sapi potong lokal asli Indonesia hasil persilangan antara banteng dengan bos indicus atau sapi Zebu yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan penyakit.Pulau Madura yang terkenal sebagai pulau penghasil garam ternyata juga memiliki jenis ternak andalan yang menjadi salah satu sumber perekonomian masyarakatnya. Ternak yang merupakan maskot pulau Madura dan sering dilombakan dalam pertandingan karapan sapi itu adalah Sapi Madura. Sapi yang meski berukuran tidak sebesar limousin maupun simental tetapi memiliki ketangguhan dan daya tahan terhadap pakan yang buruk kualitasnya serta tahan terhadap cuaca ekstrim serta penyakit ternak. Sapi Madura ini biasanya banyak dicari pedagang saat menjelang hari raya Idul Adha.
Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karakteristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba.
Ciri-ciri dan Karakteristik Fisik Sapi Madura :
- Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.
- Paha belakang berwarna putih.
- Kaki depan berwarna merah muda.
- Tanduk pendek beragam.
- Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.
- Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.
Jenis Sapi Ongole, Populer Dengan Warna Putih Pada Tubuhnya
Sapi Ongole berasal dari India, tepatnya di Kabupaten Guntur, Provinsi Ndra Pradesh dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Sapi Ongole merupakan jenis ternak berukuran sedang, dengan gelambir yang longgar dan menggantung. Badannya panjang sedangkan lehernya pendek, kepala bagian depan lebar diantara kedua mata, bentuk mata elips dengan bola mata dan sekitar mata berwarna hitam. Telinga agak kuat, ukuran 20-25 cm dan agak menjatuh. Tanduk pendek dan tumpul, tumbuh ke depan dank e belakang. Pada pangkal tanduk tebal dan tak ada retakan.
Warna sapi Ongole yang popular adalah putih. Sapi jantan pada kepalanya berwarna abu tua, pada leher dan kakai kadang-kadang berwarna hitam. Warna ekor putih, kelopak mata putih dan otot berwarna segar, kuku berwarna cerah dan badan berwarna abu tua.
Sapi ini lambat dewasa, pada umur 4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot jantan sampai 600 kg dan betina 300-400 kg dengan berat lahir 20-25 kg, presentase karkas 45-58% dengan perbandingan daging : tulang 3,23 : 1.
Jenis Sapi Potong Dari Pulau Dewata, Sapi Bali
Karakteristik Sapi Bali memiliki kemampuan untuk mempertahankan kondisi dan bobot badannya meskipun dipelihara di padang gembalaan yang kualitasnya rendah. Disamping itu, kemampuannya mencerna serat dan memanfaatkan protein pakan lebih baik daripada sapi lainnya. Pada umur 1,5 tahun bobot sapi bali mencapai 217,9 kg. Dari segi produksi karkas, sapi bali memiliki persentase karkas yang tinggi dari pada sapi unggul lainnya. Persentase karkas sapi bali berkisar 56-57%.Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Sapi Bali dikenal juga dengan nama Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos javanicus, meskipun sapi bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos taurus atau Bos indicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi Bali diklasifikasikan ke dalam subgenus Bibovine tetapi masih termasuk genus bos.
Sapi bali mempunyai ciri-ciri fisik yang seragam, dan hanya mengalami perubahan kecil dibandingkan dengan leluhur liarnya (Banteng). Warna sapi betina dan anak atau muda biasanya coklat muda dengan garis hitam tipis terdapat di sepanjang tengah punggung. Warna sapi jantan adalah coklat ketika muda tetapi kemudian warna ini berubah agak gelap pada umur 12-18 bulan sampai mendekati hitam pada saat dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi akan tetap berwarna coklat. Pada kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada bagian belakang paha (pantat), bagian bawah (perut), keempat kaki bawah (white stocking) sampai di atas kuku, bagian dalam telinga, dan pada pinggiran bibir atas. (Hardjosubroto dan Astuti, 1993)
Sumba Ongole (SO)
Sapi sumba ongole adalah sapi keturunan sapi liar Bos Indicus yang berhasil dijinakan di India. Di Indonesia, sapi ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Sumba Ongole (SO) dan Sapi Peranakan Ongole (PO). Sumba Ongole adalah keturunan murni sapi Nellore dari India yang didatangkan tahun 1914. Sapi ini dikembangkan secara murni di Pulau Sumba dan merupakan sumber indukan sebagian besar Ongole di dalam negeri. Sapi Sumba Ongole gampang dikenali. Warna kulitnya putih, disekitar kepala sedikit lebih gelap cenderung abu-abu. Postur tubuhnya agak panjang, leher sedikit pendek dan kaki terlihat panjang. Bobot maksimal sapi dewasa 600 kg dan sapi betina dewasa 400 kg. Persentase karkas 45-58% dan perbandingan daging serta tulang 4,25 :1.
Sapi SO ini juga merupakan jenis sapi yang tahan terhadap cuaca panas dan juga bisa beradaptasi dengan jenis pakan yang berkualitas buruk. Didaerah asalnya sapi ini banyak digembalakan dipadang rumput dan dilepas. Salah satu kelemahan sapi ini adalah pada kulitnya yang terlalu banyak tatto sebagai identifikasi kepemilikan sapi di daerah asalnya tersebut. Dann hal ini bisa menurunkan kualitas dan harga kulit saat sapi ini dipotong.
Sapi Peranakan Ongole (PO)
Sapi PO ini pada awalnya termasuk jenis sapi yang banyak digemari masyarakat terutama sebagai hewan kurban. Seiring berjalannya waktu, peternak lokal lebih suka memelihara sapi jenis lain seperti limousin dan metal karena pertumbuhannya yang lebih cepat diandingkan sapi PO. Saat ini sudah mulai susah ditemukan sapi jenis PO ini di pasar hewan karena didominasi oleh sapi jenis metal baik sapi potongnya maupun pedetnya.
Sejarahnya, pada tahun 1930-an, pemerintah Hindia-Belanda dengan kebijakan di bidang pertenakan yang disebut ongolisasi mengawinsilangkan sapi SO dengan sapi Jawa, untuk memperbaiki ukuran dan bobot badan sehingga lahirlah sapi peranakan ongole (PO).
Sapi peranakan ongole memiliki bulu berwarna putih atau kelabu, bentuk kepala pendek melengkung, telinga panjang menggantung, dan perut agak besar. Pada sapi PO jantan, kadang dijumpai bercak-bercak berwarna hitam pada lututnya, mata besar terang, dan dilingkari kulit berjarak sekitar 1 cm dari mata berwarna hitam.
Ciri khas yang membedakan sapi PO dengan sapi-sapi lainnya adalah ponok di atas gumba, kaki panjang berurat kuat, serta ada gelambir menggelantung dari bawah kepala, leher sampai perut. Saat dewasa, jantan PO bisa mencapai bobot sekira 600 Kg dan yang betina rata-rata 450 Kg. Pertambahan bobot sapi PO berkisar antara 0,4—0,8Kg/hari.
loading...