loading...
Hukum Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda yang tercelup baik keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka benda tersebut akan menerima dorongan gaya ke atas (atau gaya apung). Pengertian Hukum Archimedes. “Benda di dalam zat cair akan mengalami pengurangan berat sebesar berat zat cair yang dipindahkan”. Archimedes dari Syracusa (sekitar 287 SM – 212 SM) Sebagian sejarahwan matematika memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan Gauss. Sedangkan Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss yang menemukannya pada 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk merumuskan hukumnya. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.Penemu Hukum Bernoulli
Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali
oleh Daniel Bernoulli (1700±1782). DanielBernoulli lahir di Groningen,
Belanda pada tangga l8 Februari 1700 dalam sebuah keluarga yang hebat
dalam bidang matematika. Dia dikatakan memiliki hubungan buruk dengan
ayahnya yaitu Johann Bernoulli, setelah keduanya bersaing untuk
juara pertama dalam kontes ilmiah di Universitas Paris. Johann, tidak
mampu menanggung malu harus bersaing dengan anaknya sendiri. Johann
Bernoulli juga menjiplak beberapa idekunci dari buku
Daniel, Hydrodynamica dalam bukunya yang berjudul Hydraulica yang
diterbitkan lebih dahulu dari buku Hydrodynamica.
Dalam kertas kerjanya
yang berjudul Hydrodynamica, Bernoulli menunjukkan bahwa begitu
kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya justru menurun. Pada
saat usia sekolah, ayahnya, Johann Bernoulli, mendorong dia untuk
belajar bisnis. Namun, Daniel menolak, karena dia ingin belajar
matematika. Ia kemudian menyerah pada keinginan ayahnya dan bisnis
dipelajarinya. Ayahnya kemudian memintanya untuk belajar dikedokteran,
dan Daniel setuju dengan syarat bahwa ayahnya akan mengajarinya
matematika secara pribadi.
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah
di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida,
peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu
titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi
di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama
ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
1. Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran
fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa
(densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk
Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai
berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
• Aliran bersifat tunak (steady state)
• Tidak terdapat gesekan
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
• Aliran bersifat tunak (steady state)
• Tidak terdapat gesekan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida
yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari
fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah:
udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan
adalah sebagai berikut:
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi kinetik per satuan volum (1/2 PV^2 ), dan energi potensial per satuan volume (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Dalam bagian ini kita hanya akan
mendiskusikan bagaimana cara berfikir Bernoulli sampai menemukan
persamaannya, kemudian menuliskan persamaan ini. Akan tetapi kita tidak
akan menurunkan persamaan Bernoulli secara matematis.
Kita disini dapat melihat sebuah pipa yang pada kedua ujungnya berbeda dimanaujung pipa 1 lebih besar dari pada ujung pipa 2.
- 1. Efek Venturi
Selain teorema Torricelli, persamaan
Bernoulli juga bisa diterapkan pada kasus khusus lain yakni ketika
fluida mengalir dalam bagian pipa yang ketinggiannya hampir sama
(perbedaan ketinggian kecil). Untuk memahami penjelasan ini, amati
gambar di bawah.
Pada gambar di atas tampak bahwa
ketinggian pipa, baik bagian pipa yang penampangnya besar maupun bagian
pipa yang penampangnya kecil, hampir sama sehingga diangap ketinggian
alias h sama. Jika diterapkan pada kasus ini, maka persamaan Bernoulli
berubah
menjadi :
Ketika fluida melewati bagian pipa yang
penampangnya kecil (A2), maka laju fluida bertambah (ingat persamaan
kontinuitas). Menurut prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida bertambah,
maka tekanan fluida tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di
bagian pipa yang sempit lebih kecil tetapi laju aliran fluida lebih
besar.
Ini dikenal dengan julukan efek Venturi
dan menujukkan secara kuantitatif bahwa jika laju aliran fluida tinggi,
maka tekanan fluida menjadi kecil. Demikian pula sebaliknya, jika laju
aliran fluida rendah maka tekanan fluida menjadi besar.
2. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas / udara. Perhatikan gambar di bawah.
Lubang pada titik 1 sejajar dengan aliran
udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup jauh dari ujung tabung
pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama seperti laju
dan tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju aliran
udara yang mengalir bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada
kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara yang mengalir
bebas (P1).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir
sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga bisa diabaikan. Ingat
ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip
seperti si venturi meter, bedanya si tabung petot ini dipakai untuk
mengukur laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap menggunakan
persamaan efek venturi. Sekarang kita oprek persamaannya :
3. Penyemprot Racun Serangga
Penyemprot Racun Serangga hampir sama
prinsip kerjanya dengan penyemprot parfum. Jika pada penyemprot parfum
Anda menekan tombol, maka pada penyemprot racun serangga Anda menekan
masuk batang penghisap.
Ketika bola karet diremas, udara yang ada
di dalam bola karet meluncur keluar melalui pipa 1. Karenanya, udara
dalam pipa 1 mempunyai laju yang lebih tinggi. Karena laju udara tinggi,
maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi rendah. Sebaliknya, udara dalam
pipa 2 mempunyai laju yang lebih rendah. Tekanan udara dalam pipa 2
lebih tinggi. Akibatnya, cairan parfum didorong ke atas. Ketika si
cairan parfum tiba di pipa 1, udara yang meluncur dari dalam bola karet
mendorongnya keluar.
Biasanya lubang berukuran kecil, sehingga
parfum meluncur dengan cepat ingat persamaan kontinuitas, kalau luas
penampang kecil, maka fluida bergerak lebih cepat. Sebaliknya, kalau
luas penampang pipa besar, maka fluida bergerak pelan.
4. Cerbong asap
Pertama, asap hasil pembakaran memiliki
suhu tinggi alias panas. Karena suhu tinggi, maka massa jenis udara
tersebut kecil. Udara yang massa jenisnya kecil mudah terapung alias
bergerak ke atas. Alasannya bukan cuma ini, Prinsip bernoulli juga
terlibat dalam persoalan ini. Kedua, prinsip bernoulli mengatakan bahwa
jika laju aliran udara tinggi maka tekanannya menjadi kecil, sebaliknya
jika laju aliran udara rendah, maka tekanannya besar. Ingat bahwa bagian
atas cerobong berada di luar ruangan. Ada angin yang niup di bagian
atas cerobong, sehingga tekanan udara di sekitarnya lebih kecil. Di
dalam ruangan tertutup tidak ada angin yang niup, sehingga tekanan udara
lebih besar. Karenanya asap digiring ke luar lewat cerobong. (udara
bergerak dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ke tempat yang tekanan
udaranya rendah).
5. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu contoh Hukum Bernoulli.
Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa .
Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa .
1. Berat Pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi Bumi
2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara.
Bagian depan sayap dirancang melengkung
ke atas. Udara yang ngalir dari bawah berdesak2an dengan temannya yang
ada di sebelah atas. Mirip seperti air yang ngalir dari pipa yang
penampangnya besar ke pipa yang penampangnya sempit. Akibatnya, laju
udara di sebelah atas sayap meningkat. Karena laju udara meningkat, maka
tekanan udara menjadi kecil. Sebaliknya, laju aliran udara di sebelah
bawah sayap lebih rendah, karena udara tidak berdesak2an (tekanan
udaranya lebih besar). Adanya perbedaan tekanan ini, membuat sayap
pesawat didorong ke atas. Karena sayapnya nempel dengan badan si
pesawat, maka si pesawat ikut2an terangkat.
6. Tikus juga tahu prinsip Bernoulli
Perhatikan gambar di bawah ini gambar
lubang tikus dalam tanah. Tikus juga tahu prinsip bernoulli. Si tikus
tidak mau mati karena sesak napas, karenanya tikus membuat 2 lubang pada
ketinggian yang berbeda. Akibat perbedaan ketinggian permukaan tanah,
maka udara berdesak-desakan dengan temannya (bagian kanan). Mirip
seperti air yang mengalir dari pipa yang penampangnya besar menuju pipa
yang penampangnya kecil. Karena berdesak-desakan maka laju udara
meningkat (Tekanan udara menurun).
Karena ada perbedaan tekanan udara, maka
udara dipaksa mengalir masuk melalui lubang tikus. Udara mengalir dari
tempat yang tekanan udara-nya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya
rendah.
__________________________________________________________________________________
HUKUM ARCHIMEDES
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair yang ditemukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Archimedes. Beliau adalah seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berkebangsaan Yunani.
Archimedes juga digolongkan sebagai salah
satu ahli matematika kuno dan merupakan yang terbaik dan terbesar di
jamannya. Perhitungan dari Archimedes yang akurat tentang lengkungan
bola di jadikan konstanta matematika untuk Pi atau π.
A. Bunyi Hukum Archimedes
Archimedes menemukan hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang berbunyi “apabila
sebuah benda, sebagian atau seluruhnya terbenam kedalam air, maka benda
tersebut akan mendapat gaya tekan yang mengarah keatas yang besarnya
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang terbenam
tersebut” Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda
dimasukkan ke dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau
naik. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut gaya
Archimedes.
B. Prinsip Archimedes
Ketika kita menimbang batu di dalam air,
berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak di dalam
air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya
apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika
kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan
terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa
sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu
menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke
atas, alias searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu
tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di dalam air
terasa lebih ringan.
C. Rumus Hukum Archimedes
Gaya apung adalah selisih antara berat benda di udara dengan berat benda dalam zat cair.
Gaya apung adalah selisih antara berat benda di udara dengan berat benda dalam zat cair.
Mengapung, tenggelam dan melayang
Syarat benda mengapung : Massa jenis benda harus lebih kecil dari massa zat cair
Syarat benda melayang : Massa jenis benda harus sama dengan dari massa zat cair
Syarat benda tenggelam : Massa jenis benda harus lebih besar dari massa zat cair
Syarat benda tenggelam : Massa jenis benda harus lebih besar dari massa zat cair
D. Hukum Turunan Archimedes
Berdasarkan bunyi dan rumus hukum
Archimede diatas, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau
melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas.
Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan
dari hukum Archimedes yang berbunyi:
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.
E. Penerapan Hukum Archimedes
Penerapan hukum archimedes dalam kehidupan sehari-hari, setelah mengerti dan memahami bunyi hukum Archimedes,
banyak ilmuwan yang pada akhirnya terinspirasi oleh hukum tersebut dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh penerapan dan aplikasi
hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak dan beragam.
Bukan hanya yang berhubungan langsung dengan benda cair tapi juga
berhubungan dengan udara. Berikut ini contoh penerapan dan aplikasi
hukum Archimedes dalam dunia nyata.
1. Teknologi perkapalan seperti Kapal laut dan kapal Selam
Teknologi perkapalan merupakan contoh
hasil aplikasi ata penerapan hukum Archimedes yang paling sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kapan laut terbuat dari besi atau
kayu yang di buat berongga dibagian tengahnya. Rongga pada bagian tengah
kapal laut ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan badan
kapal besar. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya
apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan.
Dengan menggunakan prinsip tersebut maka kapal laut bisa terapung dan
tidak tenggelam.
Berbeda dengan kapal selam yang memang di
kehendaki untuk bisa tenggelam di air dan juga mengapung di udara.
Untuk itu pada bagian tertentu dari kapal selam di persiapkan sebuah
rongga yang dapat menampung sejumlah air laut yang bisa di isi dan di
buang sesuai kebutuhan. Saat ingin menyelam, rongga tersebut di isi
dengan air laut sehingga berat kapal selam bertambah. Sedangkan saat
ingin mengapung, air laut dalam rongga tersebut di keluarkan sehingga
bobot kapal selam menjadi ringan dan mampu melayang di permukaan.
2. Alat pengukur massa jenis (Hidrometer)
Hidrometer adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Hidrometer merupakan
contoh penerapan hukum Archimedesdalam kehidupan sehari-hari yang paling
sederhana. Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum
archimede, dimana suatu benda yang dimasukan kedalam zat cair sebagian
atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan
berat zat cair yang dipindahkan.Jika
hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan
tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian
hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan oleh
hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.
3. Jembatan Poton
Jembatan poton adalah sebuah jembatan
yang terbuat dari kumpulan drum-drum kosong yang melayang diatas air dan
diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah jembatan. Jembatan
poton disebut juga jembatan apung. Untuk bisa di jadikan sebagai
jembatan, drum-drum tersebut harus berada dalam kondisi kosong dan
tertutup rapat sehinggaudara di dalam drum tidak dapat keluar dan air
tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu berat jenis drum dapat
diminimalkan sehingga bisa terapung di atas permukaan air.
4. Teknologi Balon Udara
Balon udara adalah penerapan prinsip
Archimedes di udara. Jadi ternyata aplikasi hukum Archinedes tidak hanya
berlaku untuk benda cair tetapi juga benda gas. Untuk dapat terbang
melayang di udara, balon udara harus diisi dengan gas yang bermassa
jenis lebih kecil dari massa jenis udaraatmosfer, sehingga, balon udara
dapat terbang karena mendapat gaya keatas, misalnya diisi udara yang
dipanaskan. Udara yang dipanaskan memiliki tingkat kerenggangan lebih
besar daripada udara biasa. Sehingga masa jenis udara tersebut menjadi
ringan.
__________________________________________________________________________________________
FLUIDA
- DEFINISI FLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir.
Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat
mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan
contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga
dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang
penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya,
meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat
udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian
juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang
diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
Tapi yang kita bahas dalam makalah ini hanyalah membahas tentang fluida statis ( fluida diam ).
Adapun pengertian dari Fluida Statis
adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel
fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida
tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya
geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat
dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang
diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh
gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan
air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah
air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di
berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Cairan yang berada dalam bejana mengalami
gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari
sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas
ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan
gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar
bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada
cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah
oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
- SIFAT FISIS FLUIDA
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan
dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan diam (statis).
Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah
Anda
membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi
lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat,
karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola
besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi
tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih ingat,
bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta
merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran
kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per
satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan
zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
dengan: m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan | Massa Jenis (g/cm3) | Nama Bahan | Massa Jenis (g/cm3) |
Air | 1,00 | Gliserin | 1,26 |
Aluminium | 2,7 | Kuningan | 8,6 |
Baja | 7,8 | Perak | 10,5 |
Benzena | 0,9 | Platina | 21,4 |
Besi | 7,8 | Raksa | 13,6 |
Emas | 19,3 | Tembaga | 8,9 |
Es | 0,92 | Timah Hitam | 11,3 |
Etil Alkohol | 0,81 | Udara | 0,0012 |
2. Tegangan permukaan
Pernahkah kamu melihat sebuah
jarum atau silet terapung diatas air? Atau kamu pasti pernah melihat ada
nyamuk atau serangga lain dapat berdiri diatas air. Fenomena ini erat
kaitannya dengan penjelasan tentang tegangan permukaan.
Mari kita amati sebatang jarum
atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan air sebagai benda
yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh
interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam
cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya,
tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul
cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik
molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul
yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan
cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet, molekul bagian
bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas,
sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap
di permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum
atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan
permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa
pengertian dari tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat
cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata
juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh
peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat
naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim
hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.
Untuk membahas kapilaritas,
kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa kapiler)
yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita
dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain
hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air
raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah
daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut
dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang
digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas
adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat
cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air
pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung,
sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus
cembung.
Penyebab dari gejala kapiler
adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar
molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak
menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada
air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air
dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya.
Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan
kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena
itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat
cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang
bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga dinding rumah lembab.
4. Viskositas
Viskositas
merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya
untuk fluida), viskositas adalah “Ketebalan” atau “pergesekan internal”.
Oleh karena itu, air yang “tipis”, memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan maduyang
“tebal”, memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin
rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran
dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali
superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut
kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan
tegangan disebut fluide ideal.
__________________________________________________________________________________
TEKANAN HIDROSTATIS
Masih ingatkah Anda definisi tekanan?
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang
dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan
tekanan dituliskan sebagai berikut.
p= F/ A ……….. (1)
dengan: F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding
terbalik dengan luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk
besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan
yang lebih besar daripada luas bidang yang besar. Dapatkah Anda
memberikan beberapa contoh penerapan konsep tekanan dalam kehidupan
sehari-hari?
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang
terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak
bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam
fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik
tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A …………(2)
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A……………..(3)
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g…………(4)
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
ph = ρ gh
|
………..(5)
dengan: ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi,
tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda
menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan
semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya
berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui
bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian
dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika
ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan
hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah.
Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan
pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur tekanan yang
digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat
pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini berupa pipa
berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan
sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli,
seorang ahli Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat
untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan
cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca bersahabat,
sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia
mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
c. Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan
udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder panjang yang di dalamnya
terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan udara
dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya
tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari
silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi
sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer)
dengan tekanan udara dalam ban.
_________________________________________________________________________________________
KARAKTERISTIK GAS IDEAL
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat
dan walaupun wujud ini merupakan bagian tak terpisahkan dari studi
kimia, bab ini terutama hanya akan membahasa hubungan antara volume,
temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam gas nyata, dan
teori kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan
utamanya terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak
didisuksikan. Namun, sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul
gasnya dan sifat kimia gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku
gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah contoh yang baik
kebergantungan sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.
a. Sifat gas
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.
- Gas bersifat transparan.
- Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
- Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
- Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi, volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak hingga kecilnya.
- Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
- Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
- Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan mengembang.
- Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Dari berbagai sifat di atas, yang paling
penting adalah tekanan gas. Misalkan suatu cairan memenuhi wadah. Bila
cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan itu tidak akan
memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak peduli
berapapun suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas adalah manometer. Prototipe alat pengukur tekanan atmosfer, barometer, diciptakan oleh Torricelli.
Tekanan didefinisikan gaya per satuan luas, jadi tekanan = gaya/luas.
Dalam SI, satuan gaya adalah Newton (N), satuan luas m2, dan satuan tekanan adalah Pascal (Pa). 1 atm kira-kira sama dengan tekanan 1013 hPa.
1 atm = 1,01325 x 105 Pa = 1013,25 hPa
Namun, dalam satuan non-SI unit, Torr,
kira-kira 1/760 dari 1 atm, sering digunakan untuk mengukur perubahan
tekanan dalam reaksi kimia.
b. Volume dan tekanan
Fakta bahwa volume gas berubah bila
tekanannya berubah telah diamati sejak abad 17 oleh Torricelli dan
filsuf /saintis Perancis Blase Pascal (1623-1662). Boyle mengamati bahwa
dengan mengenakan tekanan dengan sejumlah volume tertentu merkuri,
volume gas, yang terjebak dalam tabung delas yang tertutup di salah satu
ujungnya, akan berkurang. Dalam percobaan ini, volume gas diukur pada
tekanan lebih besar dari 1 atm.
Boyle membuat pompa vakum menggunakan
teknik tercangih yang ada waktu itu, dan ia mengamati bahwa gas pada
tekanan di bawah 1 atm akan mengembang. Setelah ia melakukan banyak
percobaan, Boyle mengusulkan persamaan (1) untuk menggambarkan hubungan
antara volume V dan tekanan P gas. Hubungan ini disebut dengan hukum Boyle.
PV = k (suatu tetapan) (1)
Penampilan grafis dari percobaan Boyle
dapat dilakukan dengan dua cara. Bila P diplot sebagai ordinat dan V
sebagai absis, didapatkan hiperbola (Gambar 6.1(a)). Kedua bila V diplot
terhadap 1/P, akan didapatkan garis lurus (Gambar 6.1(b)).
Gambar 6.1 hubungan tekana dan volume
(a) Plot hasil percobaan; tekanan vs. volume
(b) Plot hasil percobaan; volume vs 1/tekanan. Catat bahwa kemiringan k tetap.
Volume dan temperatur
Setelah lebih dari satu abad penemuan
Boyle ilmuwan mulai tertarik pada hubungan antara volume dan temperatur
gas. Mungkin karena balon termal menjadi topik pembicaraan di kotakota
waktu itu. Kimiawan Perancis Jacques Alexandre César Charles
(1746-1823), seorang navigator balon yang terkenal pada waktu itu,
mengenali bahwa, pada tekanan tetap, volume gas akan meningkat bila
temperaturnya dinaikkan. Hubungan ini disebut dengan hukum Charles,
walaupun datanya sebenarnya tidak kuantitatif. Gay-Lussac lah yang
kemudian memplotkan volume gas terhadap temperatur dan mendapatkan garis
lurus (Gambar 6.2). Karena alasan ini hukum Charles sering dinamakan hukum Gay-Lussac. Baik hukum Charles dan hukum Gay-Lussac kira-kira diikuti oleh semua gas selama tidak terjadi pengembunan.
Pembahasan menarik dapat dilakukan dengan
hukum Charles. Dengan mengekstrapolasikan plot volume gas terhadap
temperatur, volumes menjadi nol pada temperatur tertentu. Menarik bahwa
temperatur saat volumenya menjadi nol sekiatar -273°C (nilai tepatnya
adalah -273.2 °C) untuk semua gas. Ini mengindikasikan bahwa pada
tekanan tetap, dua garis lurus yang didapatkan dari pengeplotan volume V1 dan V2 dua gas 1 dan 2 terhadap temperatur akan berpotongan di V = 0.
Fisikawan Inggris Lord Kelvin (William
Thomson (1824-1907)) megusulkan pada temperatur ini temperatur molekul
gas menjadi setara dengan molekul tanpa gerakan dan dengan demikian
volumenya menjadi dapat diabaikan dibandingkan dengan volumenya pada
temperatur kamar, dan ia mengusulkan skala temperatur baru, skala
temperatur Kelvin, yang didefinisikan dengan persamaan berikut.
273,2 + °C = K (2)
Kini temperatur Kelvin K disebut dengan temperatur absolut, dan 0 K disebut dengan titik nol absolut. Dengan menggunakan skala temperatur absolut, hukum Charles dapat diungkapkan dengan persamaan sederhana
V = bT (K) (3)
dengan b adalah konstanta yang tidak bergantung jenis gas.
Menurut Kelvin, temperatur adalah ukuran
gerakan molekular. Dari sudut pandang ini, nol absolut khususnya menarik
karena pada temperatur ini, gerakan molekular gas akan berhenti. Nol
absolut tidak pernah dicapai dengan percobaan. Temperatur terendah yang
pernah dicapai adalah sekitar 0,000001 K.
Avogadro menyatakan bahwa gas-gas
bervolume sama, pada temperatur dan tekanan yang sama, akan mengandung
jumlah molekul yang sama (hukum Avogadro; Bab 1.2(b)). Hal ini sama
dengan menyatakan bahwa volume real gas apapun sangat kecil dibandingkan
dengan volume yang ditempatinya. Bila anggapan ini benar, volume gas
sebanding dengan jumlah molekul gas dalam ruang tersebut. Jadi, massa
relatif, yakni massa molekul atau massa atom gas, dengan mudah didapat.
d. Persamaan gas ideal
Esensi ketiga hukum gas di atas
dirangkumkan di bawah ini. Menurut tiga hukum ini, hubungan antara
temperatur T, tekanan P dan volume V sejumlah n mol gas dengan terlihat.
Tiga hukum Gas
Hukum Boyle: V = a/P (pada T, n tetap)
Hukum Charles: V = b.T (pada P, n tetap)
Hukum Avogadro: V = c.n (pada T, P tetap)
Jadi, V sebanding dengan T dan n, dan berbanding terbalik pada P. Hubungan ini dapat digabungkan menjadi satu persamaan:
V = RTn/P (4)
atau
PV = nRT (5)
R adalah tetapan baru. Persamaan di atas disebut dengan persamaan keadaan gas ideal atau lebih sederhana persamaan gas ideal.
Nilai R bila n = 1 disebut dengan konstanta gas,
yang merupakan satu dari konstanta fundamental fisika. Nilai R beragam
bergantung pada satuan yang digunakan. Dalam sistem metrik, R = 8,2056
x10–2 dm3 atm mol-1 K-1. Kini, nilai R = 8,3145 J mol-1 K-1 lebih sering digunakan.
e. Hukum tekanan parsial
Dalam banyak kasus Anda tidak akan berhadapan dengan gas murni tetapi dengan campuran gas
yang mengandung dua atau lebih gas. Dalton tertarik dengan masalah
kelembaban dan dengan demikian tertarik pada udara basah, yakni campuran
udara dengan uap air. Ia menurunkan hubungan berikut dengan menganggap
masing-masing gas dalam campuran berperilaku independen satu sama lain.
Anggap satu campuran dua jenis gas A (nA mol) dan B (nB mol) memiliki volume V pada temperatur T. Persamaan berikut dapat diberikan untuk masing-masing gas.
pA = nART/V (6)
pB = nBRT/V (7)
pA dan pB disebut dengan tekanan parsial gas A dan gas B. Tekanan parsial adalah tekanan yang akan diberikan oleh gas tertentu dalam campuran seandainya gas tersebut sepenuhnya mengisi wadah.
Dalton meyatakan hukum tekanan parsial yang menyatakan tekanan total P gas sama dengan jumlah tekanan parsial kedua gas. Jadi,
P = pA + pB = (nA + nB)RT/V (8)
Hukum ini mengindikasikan bahwa dalam
campuran gas masing-masing komponen memberikan tekanan yang independen
satu sama lain. Walaupun ada beberapa gas dalam wadah yang sama, tekanan
yang diberikan masing-masing tidak dipengaruhi oleh kehadiran gas lain.
Bila fraksi molar gas A, xA, dalam campuran xA = nA/(nA + nB), maka pA dapat juga dinyatakan dengan xA.
pA = [nA/(nA + nB)]P (9)
Dengan kata lain, tekanan parsial setiap komponen gas adalah hasil kali fraksi mol, xA, dan tekanan total P.
Tekanan uap jenuh (atau dengan singkat disebut tekanan jenuh)
air disefinisikan sebagai tekanan parsial maksimum yang dapat diberikan
oleh uap air pada temperatur tertentu dalam campuran air dan uap air.
Bila terdapat lebih banyak uap air, semua air tidak dapat bertahan di
uap dan sebagian akan mengembun.
loading...