loading...
Angin Bertiup Dari Daerah Bertekanan Tinggi Ke Daerah Yang Bertekanan Rendah, Faktor Apa Yang Mempengaruhi Kecepatan Tiupan Angin?
Kecepatan angin adalah sebuah pergerakan udara yang jarak tempuhnya dihitung per satuan waktu dan di hitung dalam satuan meter per detik (m/d), kilometer per jam (km/j), dan mil per jam (mil/j). Biasanya, satuan mil pada laut di sebut juga knot (kn). Kecepatan angin sangat bervariasi, biasanya hal yang sangat mempengaruhinya adalah ketinggian dari permukaan tanah, semakin tinggi permukaan tanah maka gerakan atau kecepatan angin makin cepat dan begitu juga sebaliknya.Angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti berlayar, menggerakkan kincir, dan mengeringkan jemuran. Tetapi, jika angin memiliki kecepatan tinggi, maka tiupan bisa memorak porandakan daerah yang dilaluinya. Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Hal-hal yang berkaitan dengan angin antara lain kecepatan, arah, dan sistem angin.
Alat yang bisa digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer yaitu alat yang dapat memantau pergerakan angin secara terus-menerus sehingga bisa mencegah kemungkinan terburuk jika terjadi suatu bencana seperti yang saya jelaskan diatas.
Alat tersebut bernama anemometer yang
merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin
dan menentukan arah angin. Dan alat ini yang sering digunakan untuk
meneliti cuaca oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Anemometer
Dengan menggunakan alat anemometer atau
wind speed data logger, kita bisa memprediksi cuaca melalui hembusan
angin dan arah angin. Alat ini juga sering digunakan pada sistem
peringatan dini (early warning system) untuk mendeteksi cuaca buruk dan
bencana seperti badai, angin topan, dan sejenisnya. Untuk dapat
menentukan kecepatan angin, alat ini mengenali perubahan pada beberapa
sifat fisik dari fluida pada perangkat mekanis yang dimasukkan pada
aliran.
Kecepatan angin yang bertiup dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Gradien Barometris
Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan angin. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan semakin kencang atau kuat.
Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson. Menurut Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan gradien barometernya. Semakin besar gradien barometernya, semakin kuat angin yang bertiup. Gradien barometer adalah perbedaan tekanan udara antara dua isobar pada tiap jarak lurus 15 meridian atau 111 km.
Contoh soal:
Diketahui dua isobar X dan Y. Isobar X mempunyai tekanan udara 1.450 mb (milibar) dan isobar Y mempunyai tekanan udara 1.150 mb. Jika jarak X dan Y adalah 600 km, berapakah gradien barometernya?
Jawab:
Perbedaan tekanan X dan Y = 1.450 – 1.150 = 300 mb.
2) Relief Permukaan Bumi
Relief yang tidak rata menjadi penghambat bagi aliran atau tiupan angin.
. Di daerah perbukitan aliran angin terhambat bukit-bukit, sehingga
bertiup dengan kecepatan lebih lambat dibanding di daerah dataran.
3) Ketinggian Tempat
Tiupan angin ditempat yang tinggi lebih kencan daripada tiupan angin di
tempat yang rendah ? contohnya ketika kalian naik gedung bertingkat akan
merasakan tiupan angin yang kencang ketika pada puncak yang lebuh
tinggi.
4) Letak Lintang
Letak lintang berkaitan dengan posisi Matahari. Di daerah lintang rendah
banyak mendapatkan sinar Matahari, sehingga lebih panas dibandingkan di
daerah lintang tinggi. Dan sebaliknya, di daerah lintang tinggi lebih
sedikit mendapatkan sinar Matahari sehingga suhu udaranya pun lebih
dingin dibanding daerah lintang rendah. Perbedaan panas ini menimbulkan
sistem angin utama di Bumi. Selain itu, atmosfer juga ikut berotasi
dengan Bumi. Molekul-molekul udara bergerak ke arah timur sesuai arah
rotasi Bumi. Gerakan ini disebut gerakan linier. Bentuk Bumi yang bulat
menyebabkan kecepatan linier tertinggi di daerah ekuator (letak lintang
rendah) dan makin kecil ke arah kutub (letak lintang tinggi).
5) Panjang Siang dan Malam
Bila dirasakan, kecepatan angin pada waktu siang dan malam berbeda.
Angin bertiup lebih cepat siang hari dibanding malam hari. Panjang siang
dan malam pada beberapa daerah tidak sama sehingga menyebabkan tekanan
udara maksimum dan minimum berubah-ubah. Akibatnya, arah aliran udara
tidak tetap atau tidak menentu.
loading...