loading...
Apa Penyebab Sapi Betina Majir (Mandul) dan Apa Tanda-tandanya?Bagaimana Cara Mencegah Agar Sapi Betina Tidak Mandul?
Seorang peternak yang memelihara sapi betina untuk dijadikan indukan tentunya akan memilih jenis sapi calon indukan yang bagus. Bagus secara performance fisik maupun sistem reproduksinya. Memilih betina dengan organ reproduksi bagus memang tidak mudah, harus melalui serangkaian pengecekan terutama palpasi rectal untuk mengetahui kondisi kandungan atau uterus calon indukan apakah berkembang bagus ataukah tidak.
Salah satu momok dan kendala mereka yang melakukan usaha pembibitan sapi adalah salah memilih betina yang tidak bisa bunting alias majir atau mandul. Meski sudah di IB atau dikawinkan secara alami sampai berkali-kali, betina yang majir tidak akan kunjung bunting. Kerugian materi dan waktu akan sangat terasa jika ternyata sapi calon indukan yang dipelihara majir atau mandul.
Untuk menghindari terpilihnya betina majir saat membeli sapi calon indukan, sebaiknya memang calon peternak mengetahui ciri-ciri sapi yang kemungkinan mandul atau majir. Tetapi meski ciri-ciri fisik sudah dipelajari, cara yang paling tepat tetap melalui palpasi rectal untuk mengetahui kondisi uterus sapi.
Penyebab Sapi Majir atau Mandul
Ada beberapa penyebab kemandulan sapi betina bibit, khususnya sebab-sebab yang berkaitan dengan tata laksana pemeliharaan, yakni :
Tanda-tanda birahi sapi betina bibit tidak dipahami, sehingga perkawinan yang dilaksanakan tidak menghasilkan kebuntingan yang diharapkan.
Sapi betina setelah beranak terlalu cepat dikawinkan, misalnya kurang dari 3-4 bulan setelah beranak, sehingga memperbesar gangguan selama kebuntingan.
Akibatnya sapi betina mengalami kesulitan reproduksi normal di masa selanjutnya.Tidak diketahuinya secara tepat tentang kesuburan pada pemacak (sapi jantan) apakan sudah tua atau mandul.
Sapi betina bibit dikawinkan dengan sapi jantan pemacak yang berlainan dan berganti-ganti. Misalnya, perkawinan pertama dengan sapi jantan pemacak yang satu dianggap gagal, lalu sapi betina dicarikan sapi jantan pemacak yang lain, tanpa dipelajari sebab-sebab utama kegagalan perkawinan pertama. Tindakan semacam itu sangat membahayakan, karena memungkinkan terjadinya pemindahan penyakit kelamin dari sapi betina yang satu ke sapi betina yang lain dengan perantaraan sapi jantan pemacak yang bersifat carier dan penyakit ini bisa menjadi penyebab utama kemandulan sapi betian bibit.
Kemandulan sapi juga bisa disebabkan oleh kurangnya kontrol dan pemeriksaan terhadap kebuntingan sapi betina. Sapi bunting perlu memperoleh perhatian, dan bila perlu dapat minta tolong dari Dinas Peternakan.
Bila kebuntingan muda yang belum kelihatan jelas tidak memperoleh perawatan dan pemeriksaan, bisa mengakibatkan keguguran (keluron).
Ciri-ciri dan gejala sapi betina majir atau mandul adalah sebagai berikut:
Sapi betina telah mengalami 3 kali perkawinan, tetapi tidak menunjukkan gejala kebuntingan.
Pada umumnya sapi betina bibit yang normal dalam dua kali perkawinan rata-rata sudah mengalami kebuntingan.
Sapi betina tidak pernah menunjukkan gejala birahi, atau periode gejala birahinya tidak teratur, kadang-kadang penjang dan sering kali pendek jaraknya.
Sapi betina yang mandul karena penyakit ditandai dengan keluarnya cairan keruh tidak normal dari alat kelaminnya.
Sedang sapi betina normal yang sedang birahi, mengeluarkan cairan bening dan tembus mata dari alat kelamin.
Sapi Majir / Mandul Karena Penyakit
Kemandulan bisa disebabkan oleh penyakit dan gangguan reproduksi yakni :
Sapi betina mempunyai kelainan pada alat reproduksi atau adanya gangguan kesiimbangan kerja hormon.
Kelainan alat reproduksi sapi seperti gangguan fungsi ovarium, menyebabkan sel telur yang dihasilkan relatif sedikit atau abnormal.Kesulitan ovulsi telur, terutama pada sapi yang mengalami birahi berkepanjangan atau terlalu pendek jaraknya, biasanya disebabkan oleh kekurangan produksi hormon tertentu yang bisa mengahambat proses birahi normal.
Sapi betina bibit sudah berusia tua dan alat reproduksinya aus, sehiingga sudah tidak produksif dalam menghasilkan sel telur.
Pengaruh iklim yang tidak nyaman, terutama di daerah yang suhunya sering berubah-ubah dan kelembapan udara relatif tinggi dapat menggagalkan hasil perkawinan sapi.
Penyakit yang menyerang alat reproduksi, seperti penyakit Epivag (Epididymis et Vaginitis), Trichonniasis (Abortus bang), Vibriosis dsb. dapat menimbulkan kemandulan dan bisa menular lewat perkawinan alamiah. Penyebab penyakit epivag adalah semacam virus yang menyerang bagian vagina dan cervix, sedang Epididymis menyerang sapi jantan pemacak. Bila infeksinya sempat menyebar ke uterus atau ovarium kemandulan permanen akan terjadi. Penyakit vibriosis foetus menyerang bagian-bagian dalam yang meliputi : cervix, uterus, placenta, bahkan rongga mulut. Gejala-gejala pernyakit ini pada sapi adalah : kawin ulang tidak menghasilkan kebuntingan, siklus birahi berkepanjangan, keguguran, keluarnya cairan keruh yang abnormal.
Pencegahan Resiko Sapi Majir atau Mandul
Guna mencegah resiko kemandulan sapi betina bibit, hal yang perlu diperhatikan adalah tata laksana pemeliharaan, terutama yang berkaitan dengan sistem perkawinan, deteksi birahi, pemeriksaan kebuntingan dan kualitas makanan sapi.
Cara yang paling praktis untuk usaha pengembangbiakan sapi adalah perkawinan buatan (inseminasi buatan atau IB). Dengan cara itulah resiko penularan penyakit kelamin dari sapi betina lain dapat dihindarkan.
Namun bila mengunakan sapi jantan pemacak untuk perkawinan alamiah, harus sudah diketahui bahwa sapi jantan tersebut sehat dan tinggi fertilitasnya.
Catatan mengenai keadaan sapi, seperti kapan terjadinya birahi dikawinkan, dan gejala kebuntingan atau kemandulan, penting sebagai dasar laporan.
Pentingnya Pembibitan Dalam Kelangsungan Usaha Peternakan. Penurunan kualitas dan kuantitas sapi dapat menghambat pertumbuhan perekonomian usaha peternakan sapi di Indonesia. Sehingga dalam usaha peternakan salah satu kunci memperoleh keberhasilan adalah dengan kualitas bibit yang digunakan, bibit mempunyai kualitas yang baik, genetik yang baik, mempunyai ciri fisik yang baik. Dengan bibit yang baik dan berkualitas maka akan meningkatkan produktivitas hasil ternak dari tujuan usaha yang dijalankan, namun bibit bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan usaha peternakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas bibit yang dihasilkan adalah genetik dan linkungan, bibit yang digunakan dalam pembibitan ternak dapat berasal dari bibit dari dalam (lokal) maupun bibit dari luar negeri, tergantung dari tujuan pembibitan apakah akan digunakan sebagai produk akhir atau dikembangkan lagi. Untuk menghasilkan bibit-bibit yang baik dapat dilakukan dengan beberapa cara: Melakukan Seleksi Seleksi dilakukan untuk memilih ternak yang dianggap mempunyai mutu genetik yang baik untuk dikembangbiakkan lebih lanjut serta memilih ternak yang kurang baik untuk disingkirkan dan dipelihara dengan dipisahkan dari bibit yang baik. Penselekian dapat dilakukan dengan melihat genetik dan sifat fisik ternak. Perkawinan Silang Dalam Silang Dalam adalah perkawinan antara dua individu ternak yang masih mempunyai hubungan kekerabatan (keluarga). Tujuan dari silang dalam ini adalah untuk mencari (menghasilkan) individu yang sama jenisnya. Misalnya Sapi Simental dikawinkan dengan bangsa limosin akan menghasilkan pertumbuhan yang baik pada pertumbuhannya, tetapi apabila dilakukan penyilangan secara terus menerus maka akan menghasilkan keturunan yang kurang baikDemikian sekilas tentang seluk beluk sapi betina calon indukan dengan ciri-ciri dan gejala sapi majir atau mandul, penyebab kemandulan dan juga cara mencegahnya.
loading...